Show simple item record

dc.contributor.authorFERI EKO SETIYAWAN
dc.date.accessioned2013-12-05T01:50:09Z
dc.date.available2013-12-05T01:50:09Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.nimNIM050210301094
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4350
dc.description.abstractProses belajar mengajar merupakan kesatuan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar karena dalam proses belajar mengajar akan selalu melibatkan serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik untuk mencapai tujuan belajar. Guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pembelajaran harus mempunyai strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Salah satu strategi yang dapat menentukan pencapaian tujuan pembelajaran adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang telah direncanakan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Model yang lebih tepat untuk digunakan agar pembelajaran lebih aktif pada siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Isjoni (2009:16) kooperatif learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa. Sesuai dasar pemikiran di atas guru dapat menerapkan teknik pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) untuk mengatasi permasalahan pembelajaran di atas. Teknik pembelajaran TSTS adalah teknik pembelajaran yang berorientasi pada belajar bersama dalam suatu kelompok kecil yang heterogen, setiap kelompok beranggotakan 4 orang dengan setiap kelompok mengerjakan tugas dan materi dari guru dengan cara mendiskusikan sesama anggota kelompoknya. Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling area, yang artinya adalah daerah penelitian ditentukan secara sengaja untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu (Sudjana, 1998:96). Tempat penelitian yang digunakan adalah SMP Negeri 2 Mumbulsari. Adapun pertimbangan yang mendasari pemilihan tempat penelitian adalah adanya permasalahan yaitu partisipasi siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu bidang ekonomi dikatakan tergolong 8 masih rendah yang dapat diketahui dari hasil wawancara antara peneliti dengan guru serta hasil observasi awal yang dilakukan peneliti Hasil analisis observasi partisipasi siswa pada siklus II menunjukkan bahwa partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mengalami peningkatan pada setiap siklus. Partisipasi yang ditunjukkan siswa mendapat kategori tertinggi pada saat mengikuti proses pembelajaran siklus II, yaitu mendapat kategori sangat tinggi. Hasil tersebut menunjukkan peningkatan pada setiap aspek partisipasi, dimana pada partisipasi kontributif, siswa mendapat kriteria tinggi, sama halnya pada partisipasi inisiatif, siswa mendapat kriteria tinggi. Kondisi tersebut tercipta karena siswa semakin memahami tujuan pembelajaran serta meningkatnya tanggung jawab siswa terhadap hasil yang dicapai kelompok, hal tersebut mampu mendorong siswa berani terlibat dalam proses pembelajaran dan kreatif dalam belajar terutama saat pemecahan masalah dan menemukan solusi pemecahan masalah. Berdasarkan penjelasanpenjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran TSTS dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries050210301094;
dc.subjectTEKNIK TWO STAY TWO STRAY.en_US
dc.titlePENERAPAN PEMBELAJARAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN (Studi Kasus Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu (Ekonomi) Pokok Bahasan Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Harga Kelas VIII B di SMP Negeri 2 Mumbulsari Semester Genap Tahun Ajaran 1 2010/2011)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record