dc.description.abstract | IPA merupakan salah satu mata pelajaran di SD yang memiliki konsep
pengetahuan tentang alam dan sangat erat kaitannya dengan kehidupan seharihari.
IPA merupakanmata pelajaranyan mengarahkan siswa untuk mencari tahu dan
berbuat sendiri guna memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam
sekitar melalui pengalaman dan latihan. Oleh karena itu, di dalam pembelajaran
IPA perlu diterapkan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia
nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar cara berpikir kritis dan terampil
dalam memecahkan suatu permasalahan serta untuk memperoleh pengetahuan
yang esensial dari materi pelajaran.
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang telah dilakukan
dengan guru kelas V SDN Rowotamtu 02 Jember diketahui bahwa aktivitas
belajar siswa selama mengikuti mata pelajaran IPA relatif rendah. Hanya 9 siswa
dari 25 siswa yang tergolong siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa
siswa tersebut aktif bertanya jika ada materi pelajaran yang kurang dipahami dan
juga aktif menjawab ketika guru mengajukan pertanyaan. Aktivitas belajar siswa
yang rendah tersebut diakibatkan oleh kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru masih menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materinya. Guru
masih belum menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam menemukan suatu masalah dan memecahkan sendiri
masalah tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan
berpikir kritis siswa dalam memecahkan suatu masalah adalah model
pembelajaran berbasis masalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimanakah peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN
Rowotamtu 02 Jember melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah
dalam mata pelajaran IPA pokok bahasan peristiwa alam?. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V
SDN Rowotamtu 02 Jember melalui penerapan model pembelajaran berbasis
masalah pada mata pelajaran IPA pokok bahasan peristiwa alam.
Penelitian ini dilakukan di SDN Rowotamtu 02 Jember tahun pelajaran
2013/2013 dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Rowotamtu 02
Jember sebanyak 25 siswa. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Penelitin Tindakan Kelas (PTK). Desain penelitian yang digunakan adalah
model spiral dari Kemmis dan McTaggart yang terdiri atas empat tahap. Keempat
tahap tersebut adalah perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Variabel
dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis masalah, aktivitas
belajar siswa, dan hasil belajar siswa. Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah metode wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah telah sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan. Penerapan
model pembelajaran dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hal ini dibuktikan dengan persentase
aktivitas dan hasil belajar IPA yang semakin meningkat dari tahap prasiklus ke
siklus II. Persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar
69,9%. Persentase ini mengalami peningkatan sebesar 29,9% dari tahap prasiklus,
sedangkan persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal pada siklus II yaitu
sebesar 86,6%. Persentase hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari
tahap prasiklus, siklus I, serta siklus II. Persentase hasil belajar siswa secara
klasikal pada siklus I sebesar 72%, sedangkan persentase hasil belajar siswa
secara klasikal adalah 84%. Jadi, persentase hasil belajar siswa secara klasikal dari
siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 12%.
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah pelaksanaan
kegiatan peembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis
masalah dapat meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan
meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis dan menyelesaikan suatu
masalah sehingga siswa menjadi lebih paham terhadap materi pembelajaran yang
sedang diajarkan. Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah hendaknya
guru dapat menggunakan model pembelajaran berbasis masalah ini dalam
kegiatan pembelajaran agar siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran | en_US |