dc.description.abstract | Pembelajaran SPICS merupakan proses pembelajaran yang dilakukan
beberapa langkah yaitu pengamatan, melontarkan pertanyaan yang relevan,
mengumpulkan data, membuat kesimpulan dan nantinya siswa memperoleh
pengalaman belajar yang berguna baginya dan mendorong siswa agar menemukan
sendiri permasalahan yang sedang dihadapi dan mencari solusinya. Model
pembelajaran SPICS memungkinkan peserta didik untuk melakukan proses belajar
secara aktif, tidak hanya membaca dan mendengar tetapi juga memberikan
kesempatan pada siswa untuk berlatih berdiskusi, berpartisipasi, bekerjasama, serta
memecahkan masalah-masalah tertentu berkaitan dengan materi pelajaran.
Penggunaan model pembelajaran SPICS membuat materi pelajaran mampu
disajikan secara menarik sehingga kelas menjadi aktif, namun tidak semua siswa
dalam kelompok dapat menguasai materi dengan baik. Ketika ada perbedaan
penguasaan materi, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat saling membantu
dalam penguasaan materi tersebut. Guru harus mengarahkan tiap siswa agar setiap
siswa mampu dan mau mengungkapkan pendapatnya, serta berinisiatif untuk saling
berbagi dengan siswa lain dalam penyelesaian tugas atau pertanyaan.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
penerapan model pembelajaran SPICS (Student Centered, Problem Based, Interest,
Confident and Satisfaction) pada mata pelajaran biologi kelas X D SMA Negeri 2
Tanggul Jember; (2)
meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan model
pembelajaran SPICS (Student Centered, Problem Based, Interest, Confident and
Satisfaction) pada mata pelajaran biologi kelas X D SMA Negeri 2 Tanggul Jember.
vii
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Subjek penelitian
adalah adalah siswa kelas X D SMA Negeri 2 Tanggul Jember sebanyak 38 siswa
yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2013 semester genap tahun ajaran
2012/2013. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara,
tes, dokumentasi, dan angket. Adapun parameter yang diukur adalah motivasi dan
hasil belajar siswa. Motivasi siswa diukur menggunakan angket ARCS, sedangkan
hasil belajar siswa yang diukur meliputi aspek kognitif dan aspek afektif. Data aspek
kognitif diambil dari hasil tes siswa pada akhir setiap siklus, sedangkan data aspek
afektif diperoleh dari pengamatan di kelas selama proses belajar mengajar
berlangsung, yang meliputi: (1) tanggung jawab; (2) bekerja sama; (3) bertanya; (4)
menyumbang pendapat; (5) pendengar yang baik. Metode analisis data yang
digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah meningkatnya motivasi dan
hasil belajar siswa yang signifikan. Adapun peningkatan motivasi siswa yang diukur
menggunakan angket ARCS pada aspek Attention mengalami peningkatan sebesar
0,75 atau 18,86%; aspek Relevance meningkat sebesar 0,28 atau 7,02%; aspek
Confidence meningkat sebesar 0,4 atau 10,09%; dan untuk aspek Satisfaction
meningkat sebesar 0,71 atau 17,76%. Secara klasikal, untuk aspek kognitif dari pra
siklus ke
siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 18,42% yaitu dari 47,37% menjadi
65,79%, sedangkan dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 21,05% yaitu dari
siklus 1 sebesar 65,79% menjadi 86,84% pada siklus 2. Aspek afektif mengalami
peningkatan rata-rata capaian sebesar 10 poin yaitu dari siklus 1 sebesar 73,33 pada
siklus 2 menjadi 83,33.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran SPICS (Student Centered, Problem Based, Interest, Confident and
Satisfaction) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan
dari motivasi dan hasil belajar siswa yang memiliki nilai lebih tinggi bila
dibandingkan dengan motivasi dan hasil belajar siswa sebelum diadakannya siklus. | en_US |