dc.description.abstract | Peningkatan jumlah kendaraan bermotor saat ini menyebabkan semakin
berkembangnya industri pencucian kendaraan bermotor. Perkembangan industri
pencucian kendaraan bermotor, tidak hanya mendatangkan pendapatan yang baik
tetapi juga memiliki dampak negatif, salah satunya semakin besarnya peluang
terjadinya pencemaran lingkungan. Karakteristik limbah dari limbah yang dihasilkan
oleh industri pencucian kendaraan bermotor didominasi oleh limbah cair. Lebih lanjut
lagi, limbah cair industri kendaraan bermotor memiliki parameter yang menjadi
persyaratan Baku Mutu Limbah (BML) sesuai Surat Keputusan (SK) Gubernur Jatim
No 45 Tahun 2002 salah satunya Total Suspended Solid (TSS).
Parameter TSS dari limbah cair industri pencucian kendaraan bermotor
memiliki nilai BML sebesar 100 mg/L. Kenyataannya dari pemantauan secara berkala
yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang, semua tempat
industri pencucian kendaraan bermotor yang dipantau memiliki kadar TSS air limbah
yang melebihi BML. Berdasarkan permasalahan tersebut muncul suatu alternatif
solusi untuk memperbaiki kualitas air limbah industri pencucian kendaraan bermotor
khususnya untuk mengurangi kadar TSS di dalamnya. Solusi tersebut adalah
penggunaan pelepah pisang sebagai alat penyaring untuk mengurangi kadar TSS
dalam air limbah industri pencucian kendaraan bermotor.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar TSS air limbah
industri pencucian kendaraan bermotor sebelum dan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan pelepah pisang. Penelitian ini merupakan penelitian dengan
dengan desain True Experimental Designs dengan bentuk Posstest-Only Control
Design. Pada penelitian ini peneliti menggunakan pelepah pisang dari spesies pisang
Musa paradisiaca atau Pisang Kepok dan air baku yang digunakan adalah air limbah
industri pencucian kendaraan bermotor. Terdapat 4 kelompok dalam penelitian yang
telah dilakukan yaitu kelompok kontrol dengan perlakuan sedimentasi selama 2,5
jam, kelompok dengan ketebalan alat penyaring 3 cm, kelompok dengan ketebalan
alat penyaring 6 cm dan kelompok dengan ketebalan alat penyaring 9 cm dengan 6
pengulangan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa air baku yang
akan diteliti memiliki kadar TSS sebesar 748 mg/L, diketahui pula bahwa terdapat
perbedaan antara setiap kelompok perlakuan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari
persentase penurunan kadar TSS setelah mengalami perlakuan yaitu kelompok
kontrol rata-rata mampu menurunkan kadar TSS air baku sebesar 72,06%, kelompok
dengan ketebalan alat penyaring 3 cm rata-rata mampu menurunkan kadar TSS air
baku sebesar 37,83%, kelompok dengan ketebalan alat penyaring 6 cm rata-rata
mampu menurunkan kadar TSS air baku sebesar 61,09% dan kelompok dengan
ketebalan alat penyaring 9 cm rata-rata mampu menurunkan kadar TSS air baku
sebesar 83,96%.
Dari kajian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada setiap
perlakuan dalam penelitian ini. Adapun saran yang dapat diberikan peneliti adalah
dibutuhkan suatu pengolahan limbah tepat guna, diperlukan suatu bentuk IPAL pada
setiap industri pencucian kendaraan bermotor, dibutuhkan pemantauan limbah cair
industri pencucian kendaraan bermotor secara berkala dan dibutuhkan sanksi tegas
terhadap industri pencucian kendaraan bermotor yang tidak menerapkan IPAL
sehingga kualitas air limbah industri kendaraan bermotor dapat meningkat
kualitasnya dan akan mengurangi resiko terjadinya pencemaran lingkungan yang
semakin besar. | en_US |