Show simple item record

dc.contributor.authorFebria Ratnasari
dc.date.accessioned2013-12-04T05:59:53Z
dc.date.available2013-12-04T05:59:53Z
dc.date.issued2013-12-04
dc.identifier.nimNIM080110201017
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3790
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan relasi kuasa laki-laki atas perempuan; eksistensi tokoh perempuan; kekuasaan dan dominasi patriarki terhadap perempuan yang terdapat dalam novel Saman karya Ayu Utami, Nayla karya Djenar Maesa Ayu dan Tarian Bumi karya Oka Rusmini; serta mendeskripsikan ideologi kepengarangan perempuan Ayu Utami, Djenar Maesa Ayu, dan Oka Rusmini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural dan feminisme. Pendekatan struktural digunakan untuk mempermudah memahami unsur-unsur novel yang berupa tema, tokoh dan perwatakan, serta latar. Teori yang digunakan dalam feminisme adalah teori feminisme multikultural. Melalui pendekatan struktural, diperoleh gambaran sebagai berikut: tema mayor novel Saman adalah setiap perjuangan memerlukan pengorbanan. Tokoh utama novel Saman adalah Saman atau Wisanggeni, sedangkan tokoh bawahannya adalah Shakuntala, Laila, Yasmin, Cok, Upi, dan Sihar. Novel Saman memiliki latar tempat yang beragam antara lain central Park, New York, pabrik kilang minyak, Perabumulih, Gereja, dan Lubukrantau. Latar waktu cerita berlangsung selama 34 tahun, yaitu dari tahun 1962 sampai 1996. Latar sosial dalam novel Saman menjelaskan tentang penggambaran kehidupan New York dan kehidupan gereja. Tema dalam novel Nayla adalah kekerasan dan pelecehan seksual dapat mempengaruhi perilaku anak. Tokoh utamanya adalah Nayla, sedangkan tokoh bawahannya antara lain Ibu, Juli, Ben dan Om Indra. Latar tempat yang digunakan dalam penceritaan adalah diskotek, Rumah Perawatan Anak Nakal dan Narkotika, hotel, Polsek, dan kamar kos. Latar waktu yang digunakan yaitu subuh, 11 November 1989, dan malam hari. Latar sosial dalam novel Nayla adalah penggambaran kehidupan kota metropolitan Jakarta yang berlatar sosial kehidupan modern, kehidupan malam diskotek, kehidupan di Rumah Perawatan Anak Nakal dan Narkotika. Tema dalam novel Tarian Bumi adalah pendobrakan terhadap kemapanan sistem yang sudah tidak sesuai dengan permasalahan saat ini. Tokoh utamanya adalah Telaga, sedangkan tokoh bawahannya adalah Luh Sekar, Luh Kenten, Ida Bagus Ngurah Pidada, dan Wayan Sasmitha. Latar tempat penceritaan berlokasi di Bali terutama di wilayah Kumbasari, Ubud, dan Griya. Sedangkan latar waktunya adalah malam hari, pagi hari, dan 30 September. Latar sosial yang digunakan adalah struktur kehidupan sosial masyarakat Bali yaitu penggolongan masyarakat berdasarkan kasta. Melalui pendekatan feminisme multikultural ditemukan adanya relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan yang sebagian besar dipengaruhi oleh konstruksi masyarakat. Tokoh perempuan dalam ketiga novel ini adalah perempuan mandiri, memiliki pemikiran kritis, dan berusaha menunjukkan eksistensinya agar keberadaannya diakui dalam masyarakat. Ketiga pengarang perempuan ini dianggap sebagai penulis sastrawangi yang berusaha untuk menyuarakan ideologi perempuan. Ketiga penulis tersebut memiliki ideologi yang berbeda dalam menceritakan permasalahan perempuan. Ayu Utami dan Djenar Maesa Ayu mengungkapkan mitos keperawanan, seksualitas laki-laki dan perempuan, serta kehidupan kota metropolitan sebagai objek penceritaan. Sedangkan Oka Rusmini lebih menyorot kehidupan perempuan Bali yang terkungkung kebebasannya karena masalah kasta dan peraturan-peraturan dalam masyarakaten_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries080110201017;
dc.subjectNOVEL SAMAN, NAYLAen_US
dc.titleREPRESENTASI DAN IDEOLOGI KEPENGARANGAN PEREMPUAN NOVEL SAMAN, NAYLA, DAN TARIAN BUMI: TINJAUAN FEMINISME MULTIKULTURALen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record