dc.description.abstract | Standar kompetensi dan kompetensi dasar disesuaikan dengan materi yang
akan diujikan dalam ujian nasional. Akan tetapi, tidak semua standar kompetensi dan
kompetensi dasar dilakukan secara maksimal. Pihak sekolah dan guru telah
menganalisis materi yang sering diujikan dalam ujian nasional dan materi yang sering
diujikan tersebut yang lebih diutamakan dalam pembelajaran. Hal tersebut membuat
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sudah ditetapkan cenderung
diabaikan.
Setelah melakukan observasi awal, dengan berpedoman bahwa daya serap
atau kemampuan minimal dianggap mampu 60%, (BSNP, 2006) terdapat sejumlah
kompetensi yang daya serap (penguasaan) siswanya di bawah 60%. Salah satu contoh
kompetensi yang daya serapnya di bawah 60% yaitu menentukan ide pokok
(37,48%). Hal tersebut, mengindikasikan bahwa tingkat kesulitan soal yang terkait
dengan kompetensi tersebut tinggi sekaligus bermakna kompetensi tersebut belum
dikuasai oleh siswa. Sedangkan kompetensi yang daya serapnya di atas 60% yakni
menentukan kalimat utama (89,62%) mengindikasikan bahwa kompetensi yang
diujikan telah dikuasai oleh siswa. Hal tersebut, juga berpengaruh terhadap nilai ratarata
hasil ujian nasional.
Pernyataan di atas menjadi permasalahan disusunnya penelitian ini. Oleh
karena itu,dibutuhkan informasi untuk mengetahui ketercapaian kompetensi pada
hasil ujian nasional mata pelajaran bahasa Indonesia, faktor penyebab ketercapaian
dan ketidaktercapaian kompetensi yang diujikan dan solusi khusus untuk
meningkatkan hasil ujian nasional pada tahun selanjutnya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan rancangan
ex post facto (sesudah kejadian). Populasi penelitian adalah SMA/MA negeri dan
swasta di kabupaten Banyuwangi dengan mempertimbangkan keterwakilan SMA/MA
di kabupaten Banyuwangi yang nilai bahasa Indonesianya tertinggi - letak SMA/MA
yang berada di kota – SMA/MA yang tidak lulus terbanyak baik SMA/MA negeri
maupun swasta. Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi,
angket, dan wawancara.
Berdasarkan analisis ketercapaian kompetensi ujian nasional mulai dari tahun
2008 hingga 2010 menunjukkan bahwa presentase ketercapaian kompetensi
matapelajaran bahasa Indonesia untuk jurusan IPA lebih tinggi daripada jurusan IPS
artinya pada jurusan IPA untuk memahami soal ujian nasional yang terkait
kompetensi dasar yang diujikan lebih mudah dipahami sedangkan untuk jurusan IPS
lebih sulit memahami soal yang terkait kompetensi yang diujikan.
Berdasarkan hasil angket dan wawancara, ditemukan adanya faktor penyebab
tercapainya SK matapelajaran bahasa Indonesia yang berasal dari siswa yaitu: tingkat
kemudahan KD dan ketertarikan siswa terhadap materi yang terkait dengan KD yang
diajarkan. Faktor penyebab tercapainay SK matapelajaran bahasa Indonesia yang
berasal dari guru yaitu: ketepatan pengembangan materi sesuai KD yang ada di dalam
kurikulum, ketepatan pengembangan media pembelajaran sesuai dengan KD yang
ada di dalam kurikulum, dan penguasaan materi terhadap KD yang akan diajarkan.
Sedangkan faktor penyebab tidak tercapainya SK matapelajaran bahasa Indonesia
yaitu tingkat kesulitan KD dan rendahnya kertarikan siswa terhadap materi yang
terkait dengan kompetensi dasar yang diajarkan.
Solusi khusus untuk meningkatkan hasil ujian nasional matapelajaran bahasa
Indonesia yaitu dengan memetakan materi. Pemetaan materi tersebut, bertujuan untuk
memperoleh gambaran secara keseluruhan kompetensi. | en_US |