PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG PADA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) JANTAN YANG DIINDUKSI METANOL
Abstract
RINGKASAN
Pengaruh Pe mberian Madu terhadap Gambaran Histopatologi Lambung pada
Tikus Wistar (Rattus Novergicus) Jantan yang Diinduksi Metanol; Oktaviana Sari
Dewi; 102010101004; 2013; 55 halaman; Fakultas Kedokteran Universitas Jember
Kebiasaan meminum minuman keras merupakan masalah kesehatan yang
terjadi di seluruh dunia, Indonesia salah satunya. Akan tetapi semakin ketatnya
peraturan yang mengatur distribusi minuman beralkohol, membuat harga jual yang
semakin tinggi, sehingga masyarakat lebih memilih untuk membeli minuman keras
yang lebih murah dengan bahan dasar metanol.
Metanol yang merupakan derivat alkohol memiliki berbagai efek pada organ
tubuh manusia, termasuk saluran pencernaan, salah satunya adalah lambung.
Lambung sebagai lintas pertama saluran masuknya berbagai zat merupakan bagian
yang rentan terhadap faktor iritan eksogen, salah satunya metanol. Metanol
merupakan zat selain NSAID yang diabsorbsi pertama kali di lambung, tidak seperti
bahan bahan makanan lain yang mulai diabsorbsi di duodenum. Dengan seluruh
mekanismenya, metanol berdampak pada pembentukan ulkus lambung.
Dalam penyembuhan ulkus lambung yang diutamakan adalah dengan
mempertahakan faktor defensif yang dimiliki oleh lambung, dan madu memiliki
beberapa mekanisme yang dapat memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh
metanol, karena diduga madu memiliki senyawa fenolik yang berfungsi sebagai
antioksidan, mineral- mineral yang berfungsi sebagai buffer asam lambung, dan dapat
mencetuskan sistem vasodilatasi yang diperantarai NO.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh madu dalam
mencegah serta mengetahui perbedaan pengaruh pemberan dosis madu dalam
mencegah tingkat keparahan ulkus lambung yang diinduksi metanol. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah Posttest Only Control Group Design, Sampel yang
digunakan adalah tikus wistar jantan, sebanyak 25 sampel yang dibagi dalam 5
kelompok. Konsentrasi yang digunakan adalah 0,25ml/ml dengan dosis 1 ml, 2ml,
viii
3ml, sedangkan kontrol negatif menggunakan aquadest, dan kontrol positif
menginduksi dengan penggunaan metanol. Data diperoleh melalui pembuatan
preparat histopatologi organ lambung dan diamati secara mikroskopis.
Pada penelitian didapatkan gambaran yang diukur melalui skorring ManjaBarthel,
dengan skor 0 yaitu, tidak terjadi perubahan histologi, skor 1 sudah terjadi
deskuamasi, skor 2 sudah terjadi erosi epitel, skor 3 terjadi ulserasi mukosa meluas
hingga submukosa.
Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat aktivitas gastroprotektif madu
terhadap lambung yang diinduksi metanol. Seluruh dosis madu memberikan
perbedaan, namun perbedaan bermakna secara statistik ditunjukkan pada madu 3 ml.
semakin tinggi konsentrasi madu maka
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]