PENDUGAAN INTRUSI AIR LAUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 1 DIMENSI DI PANTAI PAYANGAN DESA SUMBEREJO KABUPATEN JEMBER
Abstract
Payangan merupakan kampung nelayan yang terletak di Dusun Watuulo Desa
Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Daerah tersebut diduga terkena dampak
intrusi air laut, dikarenakan terdapat air sumur penduduk yang payau.
Secara prinsip air tanah dari darat mengalir ke laut melalui media aquifer,
sedangkan air laut juga meresap ke darat karena tekanan hidrostatika air laut. Ada dua
sebab utama penerobosan air asin ke aquifer air tawar yaitu akibat aquifer ini berhubungan
langsung dengan air tawar dan besarnya penurunan permukaan air harus cukup besar
mengakibatkan penerobosan air asin disebut dengan intrusi air laut. (Bear, 1999).
Dengan pengukuran menggunakan metode geolistrik konfigurasi Schlumberger (1Dimensi)
diharapkan dapat memberikan informasi apakah daerah Payangan terkena
dampak intrusi air laut atau tidak. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk melihat
litologi batuan bawah permukaan di daerah Payangan. Nantinya dari litologi yang
diketahui dapat dijadikan studi awal sejauh mana daerah Payangan terkena intrusi air laut.
Penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling. Konfigurasi yang digunakan adalah
Schlumberger (1-Dimensi), karena dengan metode ini diharapkan dapat diperoleh nilai
resistivitas setiap lapisan dari berbagai kedalaman. Berdasarkan teknik ini lokasi penelitian
diambil beberapa daerah dan dijadikan sampel berupa lintasan.
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, bahwa hasil dari penelitian mengenai
pendugaan intrusi air laut dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas 1 dimensi di
pantai Payangan Desa Sumberejo Kabupaten Jember, terdapat adanya intrusi pada daerah
tersebut, hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data dari keempat lintasan yang
menggambarkan litologi batuan bawah permukaan di daerah itu. Pada lintasan 1, lintasan 2
dan lintasan 3 didominasi oleh batuan pasir dan kerikil, sehingga pada lintasan ini mudah
ditembus oleh air laut. Sedangkan pada lintasan 4 berkemungkinan untuk tidak tertembus
oleh air laut.