dc.description.abstract | Tindak tutur adalah kegiatan yang menggunakan bahasa sebagai sarana dasar
untuk mengungkapkan ide, saran, pendapat, perasaan maupun dukungan kepada
orang lain secara tulisan. Tuturan-tuturan yang tertulis pada kaos “Joger” Bali
merupakan peristiwa berbahasa yang menarik untuk dikaji dari segi tindak tutur.
Adapun alasannya adalah tuturan-tuturan tersebut dipengaruhi oleh peristiwaperistiwa
yang terjadi di sekitar masyarakat, sehingga dilingkupi oleh berbagai
konteks tutur; topik-topik tuturannya tidak terbatas pada masalah-masalah tertentu,
sehingga memiliki daya kreatifitas yang tinggi; tuturan-tuturan tersebut diciptakan
dengan tujuan dan jenis yang beranekaragam, sehingga tidak monoton dan tidak
membosankan; dan tuturan-tuturan tersebut memiliki nuansa humor yang cerdas,
sehingga mampu menimbulkan perasaan geli maupun senang terhadap pembacanya.
Penelitian ini membatasi masalah dan tujuan mendeskripsikan pada konters tutur,
topik tuturan, tujuan tindak tutur, jenis tindak tutur dan unsur humor yang terdapat
pada wacana grafiti kaos “Joger” Bali.
Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif.
Jenis penelitiannya adalah etnografi komunikasi. Data yang digunakan adalah
tuturan-tuturan yang tertulis pada kaos ”Joger” Bali. Sumber datanya adalah kaos
“Joger” Bali. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi. Analisis data
yang dilakukan adalah seleksi data, pengodean data, keabsahan data,
pengklasifikasian data, dan pendeskrpisian data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada wacana grafiti kaos “Joger” Bali:
konteks tutur yang melingkupinya adalah konteks fisik, epistemis, linguistik, dan
sosial; topik tuturan yang terdapat di dalamnya adalah topik politik, ekonomi,
hukum, kesehatan, sosial masyarakat, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan
agama; tujuan tindak tutur yang terdapat di dalamnya adalah mempromosikan
“Joger” dan Bali, menghibur dan bercanda, mengumumkan, menjelaskan,
menyatakan pendapat, menyuruh, menasihati, meminta, mempersilakan, mengajak,
menyarankan, melarang, mewajibkan, menuntut, menjamin, menjanjikan,
mengancam, menyindir, mengkritik, mengungkapkan perasaan, mengucapkan
sesuatu, menegaskan, memastikan, membenarkan, meyakinkan, dan menetapkan;
jenis tindak tutur yang terdapat di dalamnya adalah representatif, direktif, komisif,
ekspresif, dan deklaratif; dan unsur humor yang terdapat di dalamnya adalah tentang:
optimisme, profesi/jabatan, jodoh, cinta, napza, artis/selebritis, pulau Bali, hewan,
peribahasa, pesimisme, dan pemerintahan.
Kesimpulan yang dapat dikemukakan, yaitu: konteks tutur yang terdapat pada
wacana grafiti kaos “Joger” Bali dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di
masyarakat, keberagaman topik pada wacana grafiti kaos “Joger” Bali menjadi
pengaruh terhadap tingginya daya kreatifitas penutur, sehingga dapat lebih menarik
minat pembaca untuk membelinya, keberagaman tujuan tindak tutur yang terdapat
pada wacana grafiti kaos “Joger” Bali dimaksudkan agar tidak membosankan
pembaca, sehingga mampu menarik perhatian pembacanya, seluruh jenis tindak tutur
yang ada pada teori yang digunakan, ditemukan pada wacana grafiti kaos “Joger”
Bali, dan humor/kelucuan yang terdapat pada wacana grafiti kaos “Joger Bali
dituturkan guna menghibur serta menarik minat pembaca. Adapun saran yang dapat
dikemukakan adalah: bagi guru agar mengembangkan materi ajar tentang tindak tutur
dengan cara memperkaya pengetahuan siswa bahwa tindak tutur dipengaruhi oleh
konteks tutur dan tujuan melakukannya dan bagi mahasiswa bahasa Indonesia perlu
diadakannya penelitian lebih lanjut mengenai wacana grafiti kaos “Joger” Bali
dengan sepesifikasi yang berbeda, misalnya tentang kreatifitas pencipta atau kritik
sosial. | en_US |