KEKUATAN BENDING BAHAN KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN DARI LIMBAH PABRIK PENGOLAHAN KAYU SENGON DAN RESIN POLY LACTIC ACID (PLA)
Abstract
Bahan komposit dengan penguat serat dalam banyak aplikasi telah
menggantikan bahan logam. Salah satu kekhawatiran paling utama yang terkait
dengan bahan komposit yang tersedia secara komersial di pasaran adalah bahwa
bahan komposit tersebut menggunakan serat non-degradable dan resin yang berbahan
dasar minyak bumi. Namun, bahan non-degradable dapat menimbulkan masalah
serius dalam hal pembuangan limbahnya serta cadangan minyak bumi yang semakin
menipis maka telah ada upaya untuk mengembangkan bahan komposit berbasis nonminyak
bumi
yakni
menggunakan
penguat
berasal
dari
tanaman
seperti
lembaran
tipis
limbah
hasil
pengolahan kayu sengon serta menggunakan resin yang biodegradable
seperti Poly Lactic Acid (PLA). Poly Lactic Acid (PLA) merupakan biodegradable
plastik yang mudah dibentuk dan dicetak melalui suatu proses pada tekanan dan suhu
tinggi, diatas 100
0
C. PLA memiliki kelemahan yaitu memiliki densitas yang tinggi
dan degradasinya lambat, maka perlu dilakukan pemodifikasian dengan melakukan
penambahan filler (bahan isian). Penelitian bahan komposit ramah lingkungan dengan
penguat berupa lembaran tipis limbah pengolahan kayu sengon serta resin PLA
bertujuan untuk : (1) memperoleh bahan komposit ramah lingkungan dengan penguat
lembaran tipis limbah pengolahan kayu sengon dan resin PLA, (2) mengetahui
kekuatan dan modulus lentur/bending bahan komposit hasil sintesis, dan (3)
mengetahui kemampuan degradasi secara alami bahan komposit hasil sintesis.
Sintesis bahan komposit pada penelitian ini mengunakan 3 variabel yang
digunakan sebagai fungsi dari orientasi arah penguat yaitu penguat dengan orientasi
arah longitudinal, transversal, dan campuran. Bahan komposit hasil sintesis akan
dilakukan dua pengujian yaitu pengujian bending dan pengujian biodegradasi.
Berdasarkan hasil pengujian bending, nilai kekuatan bending bahan komposit
hasil sintesis dengan orientasi arah penguat longitudinal, transversal, dan campuran
masing-masing sebesar (14,71 ± 1,73) MPa, (6,77 ± 0,17) MPa, dan (11,88 ± 1,05)
MPa. Nilai modulus bending bahan komposit hasil sintesis dengan orientasi arah
longitudinal, transversal, dan campuran masing-masing sebesar (0,12 ± 0,02) MPa,
(0,04 ± 0,002) MPa, dan (0,07 ± 0,01) MPa. Persentase massa bahan komposit yang
terbiodegradasi setelah penguburan 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu
berturut-turut adalah (1,9 ± 0,1)%, (4,7 ± 0,1)%, (6,3 ± 0,1)%, dan (7,9 ± 0,08)%.
Penguat dan resin yang berasal dari bahan alami juga berpengaruh pada persentase
massa yang terbiodegradasi. Meningkatnya nilai persentase massa bahan komposit
terbiodegradasi seiring dengan lamanya waktu penguburan disebabkan oleh aktivitas
mikroorganisme yang menguraikan bahan komposit sehingga bahan komposit
menjadi rapuh. Meningkatnya persentase massa juga dipengaruhi oleh morfologi
warna bahan, bahan memiliki warna lebih gelap kecoklatan dibandingkan dengan
warna bahan sebelum dilakukan uji biodegradasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) telah berhasil
dilakukan sintesis bahan komposit dengan penguat lembaran tipis limbah pengolahan
kayu sengon dan resin Poly Lactic Acid (PLA); (2) kekuatan bending dan modulus
bending maksimum diperoleh pada bahan komposit hasil sintesis dengan orientasi
arah penguat longitudinal, yaitu masing-masing sebesar (14,71 ± 1,73) MPa dan
(0,12 ± 0,02) MPa; dan (3) Kemampuan biodegradasi ditandai dengan meningkatnya
persentase massa terbiodegradasi hingga sebesar (7,9 ± 0,08)% seiring dengan
lamanya penguburan (hingga 4 minggu) sehingga semakin lama bahan komposit akan
semakin habis karena terbiodegradasi secara alami.