APLIKASI METODE GEOLISTRIK UNTUK MEMETAKAN SITUS CANDI YANG TERPENDAM AKIBAT ERUPSI GUNUNG API (PHYSICAL MODELING)
Abstract
Candi adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang merujuk kepada sebuah
bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau yang berasal dari peradaban
Hindu-Budha. Digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewa ataupun memuliakan
budha. Akan tetapi, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk
menyebut tempat ibadah saja, banyak situs-situs purbakala non-religius dari masa
Hindu-Budha atau klasik Indonesia, baik sebagai istana (kraton), pemandian
(petirtaan), gapura, dan sebagainya, juga disebut dengan istilah candi.
Soekmono (1973), seorang arkeolog terkemuka di Indonesia, mengidentifikasi
perbedaan gaya arsitektur (langgam) antara candi Jawa Tengah dengan candi Jawa
Timur. Langgam Jawa Tengahan umumnya adalah candi yang berasal dari sebelum
tahun 1.000 masehi, sedangkan langgam Jawa Timuran umumnya adalah candi yang
berasal dari sesudah tahun 1.000 masehi. Struktur penyusun bangunan candi Jawa
Tengah adalah batu andesit, sedangkan struktur penyusun bangunan candi Jawa
Timur adalah batu bata merah. Oleh sebab itu penelitian ini menggunakan batu bata
merah dan batu andesit sebagai bahan penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Penelitian ini
menggunakan abu vulkanik sebagai mediumnya dan menggunakan batu bata merah
serta andesit sebagai host rocknya. Penelitian ini dilakukan di dalam bak kaca dengan
panjang bak 2 meter serta lebar 1 meter dengan tinggi 0,5 meter. Abu vulkanik yang
digunakan dengan panjang 2 meter dan lebar 1 meter serta tinggi 0,2 meter. Penelitian
ini menggunakan 3 variasi yaitu abu vulkanik tanpa host rock, abu vulkanik dengan
host rock batu bata merah dan abu vulkanik dengan host rock batu andesit. Setiap
variasi penelitian menggunakan 3 lintasan pengambilan data. Dari data arus dan
tegangan yang diperoleh diolah dengan menggunakan software Res2Dinv.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari ketiga variasi yang digunakan terdapat
perbedaan dari hasil pencitraannya. Untuk abu vulkanik tanpa host rock menunjukkan
adanya perbedaan warna dalam pencitraannya. Hal ini diakibatkan karena kepadatan
abu vulkanik dari atas sampai bawah berbeda. Untuk abu vulkanik dengan host rock
batu bata merah menunjukkan adanya anomali yang ditunjukkan dengan pencitraan
warna kuning. Hal ini dikarenakan nilai resistivitas yang berbeda antara batu bata
merah dengan abu vulkanik, sehingga mempengaruhi pencitraan warna di sekitar batu
bata merah tersebut. Untuk abu vulkanik dengan host rock batu andesit menunjukkan
adanya anomali yang ditunjukkan dengan pencitraan warna ungu. Hal ini disebabkan
karena nilai resistivitas batu andesit lebih besar dari pada abu vulkanik sehingga
mempengaruhi pencitraan warna disekitar batu andesit tersebut.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran pemetaan situs
purbakala serta dapat memantau lokasi situs purbakala dengan metode geolistrik
resistivitas dan menjadi bahan pertimbangan yang berguna dalam pengelolaan dan
penentuan lokasi situs purbakala. Hasil penelitian ini juga memberikan sumbangan
pemikiran di bidang ilmu pengetahuan terutama geofisika dalam permasalahan
eksplorasi situs purbakala.