APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 3D KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN AKUIFER AIR TANAH DI DAERAH KAMPUS FMIPA UNIVERSITAS JEMBER
Abstract
Air merupakan kebutuhan utama bagi kehidupan manusia, seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan air semakin meningkat.
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut masyarakat berusaha
mendapatkannya pada tempat-tempat yang mempunyai potensi air tanah/akuifer.
Sepeti halnya yang terjadi pada daerah kampus FMIPA Universitas Jember,
keberadaan air bersih sangat dibutuhkan, selain digunakan sebagai kebutuhan
sehari-hari, air di daerah ini juga digunakan untuk keperluan praktikum. Sehingga
akan menghambat aktivitas kampus apabila tiba musim kemarau yang mana
jumlah air akan semakin berkurang.
Salah satu upaya dan alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih
apabila air dipermukaan sudah tidak mencukupi adalah dengan memanfaatkan air
bawah permukaan/akuifer. Penentuan sebaran dan kedalaman akuifer dapat
dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas. Metode ini
dilakukan dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam permukaan bumi, dengan
menggunakan 4 buah elektroda, 2 buah elektroda arus digunakan untuk
menginjeksikan arus listrik ke dalam permukaan bumi dan 2 buah elektroda
potensial digunakan untuk mengukur beda potensial yang dihasilkan.
Penyelidikan dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas 3D jarang
digunakan karena survei ini membutuhkan waktu yang lama dan mempunyai
tingkat kesulitan yang lebih tinggi dalam proses akuisisi dibandingkan dengan
survei resistivitas secara 2D. Namun secara teknik metode 3D akan menghasilkan
citra yang lebih resolutif dibanding dengan 2D karena teknik akuisisi datanya
lebih rapat sehingga jumlah data yang diperoleh akan lebih banyak.
Penggambaran distribusi resistivitas 3D mampu menampilkan citra penyebaran
resistivitas secara vertikal dan horizontal.
Penggunaan konfigurasi pole-pole pada penelitian ini karena konfigurasi
ini dapat mencakup daerah horizontal yang luas dan kedalaman yang dalam dan
memiliki jumlah titik data pengukuran yang lebih banyak dibandingkan dengan
konfigurasi yang lain, sehingga dapat diperoleh suatu citra bawah permukaan
yang lebih representatif.
Penelitian mengenai penentuan letak akuifer telah dilakukan sebelumnya
dengan menggunakan pencitraan 2D dan hanya sebatas mengetahui kedalaman
akuifer. Berdasarkan penelitian tersebut, penulis berkeinginan untuk melakukan
penelitian lanjutan untuk mengetahui kedalaman dan sebaran akuifer di daerah
kampus FMIPA Universitas Jember dengan menggunakan metode geolistrik
resistivitas 3D konfigurasi pole-pole dengan tujuan dapat diperoleh suatu citra
distribusi resistivitas bawah permukaan yang lebih resolutif.
Data hasil penelitian berupa data resistansi terhitung, kemudian dikalikan
dengan faktor geometri konfigurasi pole-pole sehingga diperoleh data berupa
resistivitas bawah permukaan. Setelah diperoleh data resistivitas selanjutnya
dilakukan inversi dengan menggunakan software Res3Dinv yang menghasilkan
citra distribusi resistivitas dalam penampang horizontal dan vertikal. Dari inversi
data penelitian, nilai resistivitas yang diperoleh yaitu dari rentang 0,23 – 123 Ωm.
Berdasarkan pecitraan baik pada penampang horizontal, penampang vertikal
maupun dalam bentuk 3D ( bentuk kubus), diperoleh informasi bahwasanya nilai
resistivitas terkecil diduga merupakan akuifer yang bersifat sedang dengan luasan
yang tersebar pada arah utara – timur dan selatan – barat daerah penelitian
dengan kedalaman 7 m. Posisi akuifer terdangkal tersebar dibagian selatan – barat
yang berada pada range kedalaman 7 – 24,3 m. Sedangkan pada daerah yang
tersebar dibagian utara – timur merupakan posisi akuifer terdalam yang berada
pada range kedalaman 7 – 77, 5 m. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui
bahwa aplikasi metode geolistrik resistivitas dengan pencitraan 3D mampu
menginterpretasikan resistivitas bawah permukaan secara 3D dengan hasil yang
resolutif.