WACANA LAWAKAN SUKUR-BUARTO DI PROBOLINGGO (ANALISIS PRAGMATIK)
Abstract
Proses pengembangan bahasa belakangan ini mulai pesat. Hal itu terbukti
dengan semakain banyaknya ragam bahasa yang muncul dalam suatu bahasa.
Begitu juga dengan pemakaiannya, bahasa bukan hanya difungsikan sebagai alat
komunikasi antara pihak satu dan pihak kedua atau lebih, tetapi mulai banyak
bahasa yang diolah untuk menciptakan fungsi baru dari bahasa itu, misalnya
menghibur dan sebuah acara lawakan.
Lawakan Sukur-Buarto merupakan suatu pertunjukan yang sering
dipentaskan untuk me-refresh pikiran penonton. Pementasan tersebut dilakukan
dengan menggunakan bahasa Madura sebagai media utama dalam langkah untuk
melawak. Oleh sebab itu, perlu diketahui seperti apa sebenarnya bentuk tuturan
yang digunakan dalam lawakan Sukur-Buarto dan sejauh mana tuturan-tuturan
tersebut mampu membuat penonton menjadi tertawa
Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk tuturan
yang digunakan dalam lawakan Sukur-Buarto sehingga membuat penonton
tertawa. bentuk-bentuk tuturan tersebut hanya dibatasi pada bahasa verbalnya saja
melalui sampel rekaman audio-visual yang sudah ditentukan, yaitu: video cicak
rowo; video merdeka; video rentenir; video SMA Perdana; dan video cerdas
cermat. Video-video tersebut ditranskrip menjadi menjadi data bentuk tulis agar
lebih mudah dalam proses pengolahan datanya. Data tersebut diseleksi dan
diklasifikasi berdasarkan kebutuhan yang akan diteliti, kemudian dianalisis
berdasarkan bentuk dan tujuannya.
Tahap penyediaan data dilakukan dengan menggunakan dua metode,
yaitu metode simak dan metode cakap. Metode simak digunakan untuk data
berupa rekaman audio-visual. Metode cakap digunakan untuk data yang berasal
dari narasumber. Metode Simak dengan teknik dasar sadap dan teknik lanjutan
ix
simak bebas libat cakap dan catat. Sebab sumber data penelitian berupa rekaman
audio-visual, sehingga tidak perlu melakukan suatu percakapan langsung dengan
rekaman video. Metode cakap dengan teknik dasar pancing dan teknik lanjutan
cakap semuka dan catat.
Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode padan dan submetode
pragmatis dengan teknik pilah unsur penentu. Hasil analisis kemudian
disajikan dalam bentuk formal dan informal. Sebab metode ini mampu mencakup
pembaca yang lebih luas. Penjelasan dari penyajian analisis juga lebih rinci dan
terurai.
Hasil dari analisis mengenai bentuk-bentuk tuturan verbal yang terdapat
pada lawakan Sukur-Buarto merupakan tindak tutur yang sifatnya menjengkelkan,
membuat bingung, menipu/ membodohi, mengagetkan, mempermalukan,
membuat senang/ menyanjung, menghina, dan mengintimidasi.
Berdasarkan tujuannya, tindak tutur yang terdapat dalam lawakan Sukur-
Buarto sudah mampu membuat penonton tertawa. Jenis lawakan yang digunakan
dalam lawakan tersebut untuk membuat penonton tertawa adalah guyon parikena,
satire, sinisme, plesetan, unggul pecundang, dan seks. Ketiga jenis lawakan
tersebut menjadi cara yang selalu digunakan dalam pementasan lawakan Sukur-
Buarto.