KAJIAN HUMANIORA NOVEL MAIMUNAH CINTA SANG PERAWAN KARYA VANNY CHRISMA W.
Abstract
Maimunah Cinta Sang Perawan adalah novel yang menceritakan tentang perjodohan seorang wanita agamis dengan seorang Ustadz. Dalam penganalisisan novel Maimunah Cinta Sang Perawan karya Vanny Chrisma W. menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan struktural dan pragmatik. Pendekatan struktural dapat mendeksripsikan hubungan antar unsur intrinsiknya sedangkan pragmatik difokuskan pada kajian Humaniora.
Pendekatan struktural yang digunakan meliputi tema, penokohan dan perwatakan, konflik, serta latar atau setting. Tema mayor novel Maimunah Cinta Sang Perawan karya Vanny Chrisma W. adalah cinta yang tidak terbalas menimbulkan penderitaan dan penyesalan. Tiga tema minornya yaitu seseorang akan rela berkorban demi orang yang dicintai, seorang kakak ingin melihat adiknya bahagia, dan seorang ibu rela mengorbankan harga dirinya demi kesembuhan anaknya. Tokoh utama dalam novel Maimunah Cinta Sang Perawan adalah Maimunah sedangkan tokoh bawahannya yaitu Ustadz Yusuf Kubay, Habibah, Nyonya Hamidah, Syamsuri, Savitri, Zumar dan Raka.
Konflik antara manusia dengan manusia terjadi antara Maimunah dengan Ustadz Yusuf Kubay, Maimunah dengan Habibah serta Maimunah dengan Zumar. Konflik manusia dengan masyarakat terjadi pada Maimunah dengan masyarakat. Konflik manusia dengan alam terjadi pada saat para jamaah mengikuti ceramah dan udara sangat dingin hingga terasa sampai ke tulang. Konflik antara ide satu dengan ide yang lain terjadi pada Maimunah yaitu saat dirinya memutuskan untuk meninggalkan Ustad Yusuf Kubay dan Syamsuri serta pada saat ia menyadari bahwa dirinya telah menyelingkuhi Ustad Yusuf Kubay secara halus, selain itu Ustad Yusuf
ix
mengalami konflik pada saat ia memberi izin kepada Maimunah. Konflik seseorang dengan kata hatinya terjadi pada Maimunah.
Latar tempat dalam novel Maimunah Cinta Sang Perawan yaitu masjid Al-Amin, rumah kontrakan kecil, rumah Habibah, rumah sakit, rumah Ustad Yusuf Kubay dan masjid Al-Falah. Latar lingkungan kehidupan menggambarkan kehidupan masyarakat yang agamis. Latar sistem kehidupan yaitu sistem perjodohan yang dilakukan oleh generasi Islam terdahulu. Latar alat meliputi buku agama, buku harian, surat, dan kalung. Sedangkan latar waktu yaitu malam hari, pagi hari, pukul enam sore, dan pagi hari pukul sembilan.
Kajian Humaniora novel Maimunah Cinta Sang Perawan mengungkapkan tentang hubungan manusia dengan manusia lain di sekitarnya. Aspek humaniora yang dominan dalam penganalisisan ini meliputi manusia dan cinta kasih, manusia dan penderitaan, manusia dan tanggung jawab, serta manusia dan keadilan.
Manusia dan cinta kasih meliputi kasih sayang, kemesraan, dan pemujaan. Maimunah merasakan kasih sayang dari Habibah dan Raka. Maimunah merasakan kemesraan dari Ustadz Yusuf Kubay, selain itu pemujaan juga dilakukan oleh Maimunah dan Ustadz Yusuf Kubay. Manusia dan penderitaan meliputi siksaan dan rasa sakit. Maimunah mengalami siksaan dari Habibah, Zumar, Ustadz Yusuf Kubay, dan Syamsuri. Maimunah juga mengalami rasa sakit dari Habibah, Nyonya Farzah, dan Savitri. Ustad Yusuf Kubay mengalami rasa sakit hati akibat Maimunah tidak dapat mencintai dirinya sedangkan Syamsuri mengalami rasa sakit akibat kecelakaan yang membuat dirinya kritis dan belum sadarkan diri selama beberapa hari. Manusia dan tanggung jawab meliputi pengabdian, kesadaran dan pembalasan. Pengabdian dialami oleh Habibah dan Maimunah, kesadaran dialami oleh Ustadz Yusuf Kubay, Zumar, dan Maimunah. Pengorbanan dialami oleh Maimunah dan Ustadz Yusuf Kubay. Manusia dan keadilan meliputi kejujuran, kecurangan, pemulihan nama baik dan pembalasan. Kejujuran dialami oleh Maimunah, Habibah, Nenek, Raka, dan Ustadz Yusuf Kubay. Kecurangan dilakukan oleh Maimunah dan Ustadz Yusuf
x
Kubay. Pemulihan nama baik dialami oleh Maimunah. Pembalasan dilakukan oleh Ustad Yusuf Kubay dan Maimunah.