dc.description.abstract | Tomografi kapasitansi merupakan salah satu teknologi tomografi yang banyak
dikembangkan dalam dunia industri, khususnya untuk keperluan kontrol pipa minyak,
pencampuran dua zat kimia, maupun pemrosesan hidrokarbon. Tomografi kapasitansi
memiliki kecepatan scanning yang sangat tinggi, sehingga jumlah proyeksi atau
pengukuran untuk keperluan rekonstruksi citra menjadi sangat terbatas. Oleh sebab
itu, diperlukan suatu algoritma perekonstruksi untuk meningkatkan kualitas citra pada
jumlah proyeksi yang terbatas, dan dalam hal ini algoritma iteratif dalam metode
Algebraic Reconstruction Technique (ART) dapat menjadi pilihan untuk perbaikan
kualitas citra hasil rekonstruksi. Namun demikian, kesesuaian metode ini dengan
geometri obyek yang akan dicitrakan perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil
rekonstruksi maksimal. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini dilakukan kegiatan
rekonstruksi citra untuk mengetahui efektivitas metode ART pada sistem koordinat
polar dan rectangular yang biasa digunakan dalam tomografi 2D untuk bidang
industri. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
efektivitas metode rekonstruksi yang digunakan dengan geometri obyek yang
dicitrakan.
Penelitian dilakukan melalui simulasi tomografi kapasitansi 3D menggunakan
software COMSOL Multiphysics 3.5. Data yang diperoleh kemudian direkonstruksi
menggunakan metode ART dengan bahasa pemrograman MATLAB. Selanjutnya,
hasil rekonstruksi ditampilkan dalam bentuk penampang melintang (slice) 2D untuk
mengetahui efektivitas metode rekonstruksi yang digunakan. Untuk simulasi 3D,
obyek dikondisikan pada dua keadaan, yakni keadaan permitivitas tinggi yang
diwakili oleh permitivitas listrik relatif air (𝜀
= 80) dan permitivitas rendah yang
diwakili oleh permitivitas listrik relatif udara (𝜀
𝑟
= 1). Sedangkan obyek dalam
penelitian ini diberi nilai permitivitas listrik relatif yang berada di antara kedua nilai
permitivitas tersebut. Selanjutnya, obyek dicacah sebanyak 32 x 32 x 32 cacahan atau
sel, sehingga piksel yang dihasilkan sejumlah 32768. Setelah dilakukan proses
rekonstruksi, citra hasil rekonstruksi kemudian ditampilkan dalam bentuk irisan-irisan
penampang melintang sepanjang sumbu z sejumlah 32 irisan.
𝑟
Metode ART cukup efektif untuk melakukan rekonstruksi pada dua sistem
koordinat, yakni polar dan rectangular. Meskipun demikian, obyek hasil rekonstruksi
belum dapat menggambarkan obyek yang sebenarnya. Pada hasil rekonstruksi tampak
efek blurring atau kondisi kabur di sekitar obyek. Kondisi ini cenderung berkurang
seiring bertambahnya jumlah iterasi. Dengan melihat kualitas citra dan nilai korelasi
citra yang dihasilkan, sistem koordinat polar memberikan hasil yang lebih baik dari
pada sistem koordinat rectangular untuk proses rekonstruksi menggunakan metode
ART. Nilai korelasi citra yang dihasilkan pada iterasi ke-1, 10, dan 100 yakni sebesar
0,027; 0,084; dan 0,266 untuk sistem koordinat polar, sedangkan untuk sistem
koordinat rectangular sebesar 0,021; 0,066; dan 0,208. | en_US |