KAJIAN PSIKOLOGI WANITA DALAM NOVEL PEREMPUAN HALLERINA KARYA VANNY CHRISMA WATI
Abstract
Novel Perempuan Hallerina karya Vanny Chrisma Wati mengungkap masalah percintaan dan kehidupan seorang wanita bernama Hallerina. Analisis terhadap novel Perempuan Hallerina menggunakan dua teori, yaitu teori struktural dan pragmatik yang ditekankan pada analisis psikologi wanita. Alasan memilih judul tersebut karena kajian psikologi wanita sesuai dengan permasalahan yang terkandung dalam novel. Unsur-unsur struktural yang dipilih penulis meliputi tema, penokohan dan perwatakan, latar, serta konflik. Teori pragmatik yang ditekankan pada kajian psikologi wanita yang dipilih meliputi: relasi ibu dan anak, pribadi wanita atau sifat khasnya, wanita dewasa, titik patah, serta fungsi revisi.
Penelitian dilakukan dengan langkah-langkah yang telah ditentukan meliputi: memperoleh data, mengolah dan mengklasifikasikan data, menganalisis dengan pendekatan struktural, dan terakhir menganalisis dengan pendekatan psikologi wanita. Sistematika pembahasan antara lain pendahuluan, gambaran umum, analisis struktural, analisis psikologi wanita, dan kesimpulan.
Gambaran umum dalam novel Perempuan Hallerina adalah pengarang wanita dan konteks lingkungan Hallerina. Tema mayor pada novel Perempuan Hallerina adalah cara didik orang tua mempengaruhi psikis anak. Tema minornya adalah relasi ibu anak, cinta tidak memandang usia, sahabat sejati adalah sahabat yang selalu ada baik pada saat suka maupun duka.
Tokoh utama dalam novel Perempuan Hallerina adalah Hallerina. Ia memiliki watak bulat, yaitu watak yang berubah-ubah selama penceritaan. Pada awalnya
viii
Hallerina memiliki watak baik kemudian berubah menjadi tidak baik dan berubah lagi menjadi orang baik. Tokoh tambahan dalam novel perempuan Hallerina meliputi: Jasman, Linda, Bapak Yongki, Lica dan Versa memiliki watak bulat, berubah-ubah dalam penceritaan. Versa memiliki watak datar yaitu dari awal hingga akhir tidak berubah ia menjadi orang baik terus.
Konflik dalam novel Perempuan Hallerina yaitu konflik fisik dan konflik batin. Konflik fisik manusia dengan manusia dialami oleh Hallerina dengan Bapak Yongki, Hallerina dengan Lica, dan Hallerina dengan Jasman. Manusia
dengan masyarakat dialami Hallerina dengan bawahannya Bapak Yongki di kantor. Konflik batin antara ide yang satu dengan ide yang lainnya dialami Hallerina dengan Jasman, Linda dengan Jasman. Seseorang dengan kata hatinya dialami Hallerina dan Linda.
Latar yang terdapat dalam novel tersebut latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat yang digambarkan adalah kota Surabaya kota perantauan Hallerina dan keluarganya, hotel, dan kolam renang tempat bertemunya Hallerina dengan Bapak Yongki. Rumah Allah tempat Hallerina memohon ampunan. Latar waktu yang terdapat dalam novel Perempuan Hallerina adalah sore hari, malam hari, dan pagi hari. Latar sosialnya adalah kehidupan kota Surabaya yang terkenal akan ke cantikan para gadisnya.
Pada analisis psikologi wanita, relasi ibu dan anak dialami oleh Linda dan Hallerina. Tiga sifat khas wanita yang dominan dalam novel tersebut adalah keindahan, rendah hati, dan memelihara. Keindahan dimiliki oleh Hallerina, Lica, dan Versa F. Rendah hati dimiliki oleh Hallerina, Lica, Linda, dan Versa F. Memelihara dimiliki oleh Hallerina, Linda, Lica, dan Versa F. Wanita dewasa dialami oleh Hallerina, Lica, Linda, dan Versa F.
Titik patah dan fungsi revisi, pada fase ini Hallerina dan Linda mengalami titik patah dan fungsi revisi. Amanat yang dapat diambil setelah menganalisis adalah hendaknya sebagai orang tua harus lebih memperhatikan anaknya dan tidak memikirkan diri sendiri, agar tidak berdampak buruk bagi perkembangan psikis anak.