dc.description.abstract | Nyamuk pada umumnya dan Aedes aegypti
Pemberantasan larva merupakan kunci strategi program pengendalian
vektor di seluruh dunia. Penggunaan insektisida sebagai larvasida merupakan cara
yang paling umum digunakan oleh masyarakat untuk mengendalikan
pertumbuhan vektor tersebut. Insektisida yang sering digunakan di Indonesia
adalah Abate. Meskipun begitu penggunaan insektisida yang berulang dapat
menambah resiko kontaminasi residu pestisida dalam air, terutama air minum.
Selain itu hal penting yang harus dicermati adalah biaya yang tinggi dari
penggunaan pestisida kimiawi dan munculnya resistensi dari berbagai macam
spesies nyamuk yang menjadi vektor penyakit. Ketertarikan untuk
mengembangkan dan menggunakan biopestisida yang alami, mudah didapatkan,
serta aman bagi tubuh manusia dan lingkungan sekitar seperti azadirachtin mulai
dilirik sebagai bioinsektisida akhir-akhir ini karena sudah mulai ditinggalkannya
pestisida kimia sintetik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari ekstrak daun
mimba
viii
semprot dan menentukan LC
. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
rancangan eksperimental sederhana
50
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kenaikan konsentrasi ekstrak
etanol daun mimba selalu diikuti dengan kenaikan jumlah kematian nyamuk. Hal
ini menunjukkan bahwa tiap konsentrasi dari ekstrak daun mimba memiliki
efektivitas tertentu dalam membunuh nyamuk. Efek insektisida paling rendah
dijumpai pada konsentrasi terendah, yakni 0,01%. Efektivitas meningkat seiring
dengan peningkatan konsentrasi dari ekstrak daun mimba. Dari kelompok
perlakuan, konsentrasi 10% adalah kelompok yang memiliki efektivitas tertinggi.
Berdasarkan data hasil penelitian, efektivitas dari kelompok kontrol positif
ekstrak daun mimba adalah konsentrasi 1,88%.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun
mimba mempunyai efek insektisida, dengan LC
pada konsentrasi 1,88%, yang
berarti konsentrasi tersebut dapat membunuh 50% dari jumlah sampel tiap
perlakuan. | en_US |