UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae SECARA IN VITRO
Abstract
Diare akut sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di negara
maju dan berkembang. Diare akut juga sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar
Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu singkat. Diare yang
disebabkan oleh Shigella sp adalah salah satu dari 3 penyebab utama seluruh
morbiditas dan merupakan penyebab utama kematian balita di negara berkembang
(Agtini et al., 2005; WHO, 1990). Kematian karena diare akut di negara
berkembang terjadi terutama pada anak-anak berusia kurang dari 5 tahun. Dua
pertiga diantaranya tinggal di lingkungan yang kumuh dengan sistem pembuangan
sampah yang tidak memenuhi syarat, keterbatasan air bersih dalam jumlah
maupun distribusinya, kurangnya sumber bahan makanan disertai cara
penyimpanan yang tidak memenuhi syarat, tingkat pendidikan yang rendah, dan
kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan (Setiawan, 2009). Beberapa tahun
terakhir Shigella sp. menunjukkan resistensi terhadap antibiotik yang biasa
digunakan. Sehubungan dengan timbulnya banyak resistensi antibiotik terhadap S.
dysentriae maka perlu dikembangkan suatu inovasi baru mengenai obat alternatif
yang memanfaatkan obat herbal sebagai antibiotik salah satunya adalah minyak
jintan hitam yang mengandung banyak zat aktif, diantaranya adalah
Thymoquinone, Thymohydroquinone, dan Tannin yang terbukti memiliki aktivitas
antibakteri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) aktivitas
antibakteri minyak jintan hitam terhadap pertumbuhan bakteri S. dysentriae secara
in vitro, (2) KHM (Kadar Hambat Minimum) minyak jintan hitam terhadap
pertumbuhan bakteri S. dysentriae secara in vitro. Jenis penelitian yang
digunakan adalah eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian
vii
Posttest Only Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah bakteri S.
dysentriae yang ditanam dalam agar Mueller Hinton yang kemudian diberi
perlakuan dengan minyak jintan hitam dengan beberapa konsentrasi. Konsentrasi
larutan uji yang digunakan adalah minyak jintan hitam dengan konsentrasi 33,3%
v/v; 16,7% v/v; 8,3% v/v; 4,2% v/v; 2,1% v/v; 1% v/v; 0,5% v/v; dan 0,25%
v/v sedangkan kontrol negatifnya adalah larutan NaCMC 0,5%, dan kontrol
positifnya adalah suspensi siprofloksasin.
Data yang diperoleh adalah diameter zona hambat pertumbuhan bakteri
S. dysentriae pada media Mueller Hinton. Pada penelitian didapatkan rata-rata
diameter zona hambat pertumbuhan bakteri S.dysentriae pada media Mueller
Hinton tiap konsentrasi 0,25% v/v; 0,5% v/v; 1% v/v; 2,1% v/v; 4,2% v/v; 8,3%
v/v; 16,7% v/v; dan 33,3% v/v berturut-turut yaitu 0,7 cm; 0,78 cm; 0,8275 cm;
0,875 cm; 1,02 cm; 1,1175 cm; 1,2 cm; dan 1,275 cm. Data kemudian dianalisis
dengan uji regresi linear. Hasil analisis dengan uji regresi linier didapatkan
adanya perbedaan yang bermakna pada berbagai tingkat konsentrasi minyak jintan
hitam terhadap pertumbuhan S. dysentriae secara in vitro.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak jintan hitam mempunyai
aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan S. dysentriae secara in vitro. Hal ini
ditunjukkan dengan terbentuknya diameter zona hambat pada media Mueller
Hinton. Semakin tinggi konsentrasi minyak jintan hitam maka daya hambat
terhadap pertumbuhan S. dysentriae semakin besar. Selain itu, minyak jintan
hitam memiliki Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) terhadap pertumbuhan S.
dysentriae kualitatif sebesar 0,005 ml sedangkan secara kuantitatif menggunakan
Uji Regresi Linear didapatkan KHM sebesar 11,75%.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]