PEMODELAN GEOMETRI BATUAN MANGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE RES2DINVMOD
Abstract
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga
lempeng, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng Australia. Adanya
pertemuan 3 lempeng tersebut menyebabkan di Indonesia terdapat berbagai jenis
batuan dan bahan tambang yang tersebar sepanjang Indonesia. Adanya berbagai
macam jenis batuan dan bahan tambang juga terjadi di daerah Gunung Sadeng
Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Daerah tersebut merupakan daerah gamping
yang sebagian besar tersusun atas batuan kapur. Namun senarnya batuan yang ada
pada daerah tersebut tidak hanya tersusun atas batuan kapur melainkan ada batuan
Mn dan batuan jenis logam lainnya yang terdapat pada daerah tersebut. Hal ini
dikarenakan pada permukaan terlihat adanya singkapan batuan Mn yang telah
teroksidasi, dan tidak menutup kemungkinan di bawah permukaan terdapat sisipan
batuan Mn diantara batuan kapur.
Batuan Mn memiliki nilai resistansi yang berbeda apabila geometri batuannya
berbeda. Hal ini menyebabkan batuan Mn dapat dimodelkan untuk mengetahui
kandungan Mn ditinjau dari nilai resistivitas yang ditampilkan secara 2-D oleh
Res2DinvMod. Selain itu dari pemodelan tersebut dapat diketahui sebaran resistivitas.
Pengambilan sampel batuan Mn terletak di Gunung Sadeng Kecamatan Puger
Kabupaten Jember dengan jarak titik pengambilan satu dengan lainnya berjarak 20 m
dan pada setiap kedalaman 5 m, 10 m, dan 15 m. Sampel yang telah didapat dipotong
untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan yaitu berbentuk kotak. Bentuk yang telah
didapat kemudian diukur panjang dan luas dengan penggaris serta mengukur
resistansi batuan Mn dengan ohmmeter untuk mendapatkan nilai resistansi yang
selanjutnya digunakan untuk mendapatkan nilai resisitivitas. Contoh data yang telah
ada pada Software Res2DinvMod diedit sesuai kondisi bawah permukaan Gunung
Sadeng. Hasil editan contoh data disisipi nilai resistivitas sesuai letak pengambilan
sampel batuan yang telah didapat dari pengukuran untuk mendapatkan gambaran
bawah permukaan secara modeling. Contoh data yang telah tersisipi nilai resistivitas
dirunning pada Res2DinvMod.
Hasil yang telah diperoleh dapat menerangkan bawah permukaan Gunung
Sadeng secara modeling. Proses terbentuknya batuan di Gunung Sadeng melalui
proses magmatik, hal ini terlihat dari adanya batuan Mn yang didapat berupa
bongkahan. Bagian dengan resistivitas tinggi terletak dibagian sangat dalam di bawah
permukaan karena titik lebur yang masih sangat tinggi yaitu sebesar > 1000
C.
Semakin ke atas nilai resistivitanya akan semakin besar hal ini menandakan batuan
yang ada merupakan batuan dominasi daerah tersebut yaitu batuan kapur. Sisipan
nilai resistivitas sampel batuan Mn pada tampilan 2D terletak pada masing – masing
letak pengambilan sampel batuan, yaitu pada sampel dari kedalaman 5 m terletak
pada kedalaman