dc.description.abstract | Pendidikan merupakan suatu proses interaksi yang terjadi antar guru
dengan siswa yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan mental sehingga
menjadi mandiri dan utuh. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana
yang penting dalam pembinaan sumber daya manusia. Oleh karena itu diperlukan
Upaya peningkatan kualitas pendidikan yang meliputi kualitas proses dan hasil
belajar siswa perlu diwujudkan di setiap jenjang pendidikan, agar tercipta sumber
daya manusia yang dapat menunjang pembangunan nasional.
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, yang memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan
delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar
kompeten lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Khusus pada standar sarana dan prasarana, diperlukan pengembangan
perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pada setiap pembelajaran
supaya kualitas pendidikan dapat tercapai sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.
Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sumber belajar yang
memungkinkan siswa dan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran (Hobri,
2010:31). Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang tujuan
utamanya untuk menghasilkan perangkat pembelajaran berbasis contextual
teaching and learning dengan setting cooperative learning tipe jigsaw, maka
perangkat pembelajaran dirancang berdasarkan prinsip dan karakteristik
cooperative learning yang dipadukan dengan pendekatan contextual teaching and
learning. Perangkat yang dikembangkan pada penelitian ini adalah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, Buku Siswa, dan Tes Hasil
Belajar. Pada proses pengembangan perangkat akan mengacu pada indikator
O’meara. Dalam penelitian ini model penelitian yang dianggap relevan untuk
perangkat pembelajaran matematika berbasis kontekstual dengan setting
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah Model Thiagarajan, yang dimulai
dengan tahap pendefinisian kebutuhan-kebutuhan pembelajaran. Tahap
pendefinisian sendiri terdiri dari lima langkah pokok yaitu : kegiatan Analisis
awal-akhir; Analisis Siswa; Analisis Konsep; Analisis Tugas; Spesifikasi tujuan
pembelajaran. Tahap selanjutnya adalah perancangan perangkat pembelajaran
yang bertujuan mendapatkan contoh perangkat pembelajaran (Draf 1). Tahap
perancangan terdiri dari empat langkah pokok yaitu: penyususunan tes; pemilihan
media; pemilihan format; dan perancangan awal. Tahap selanjutnya adalah
pengembangan. Tujuan dari tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan
draft II. Kegiatan pada tahap ini meliputi validasi perangkat oleh para ahli, yaitu:
Drs. Toto Bara Setiawan, M.Si.; Sholahudin Al-Ayubi, S.Pd, M.Pd.; dan Djarot
Martono Hariadi. Hasil validasi ahli sebagai pedoman revisis perangkat
pembelajaran yang dikembangkan dan selanjutnya adalah uji coba lapangan yang
dilakukan di SMP 5 Jember pada tanggal 28, 29, dan 31 mei 2013 dengan subjek
uji coba adalah perangkat pembelajaran dan guru sedangkan objek uji coba adalah
siswa kelas VII-F. Hasil uji coba digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki
kualitas perangkat pembelajaran dan hasilnya disebut draf III (perangkat final).
Dari analisis validasi ahli dan ujicoba lapangan menunjukkan bahwa
perangkat pembelajaran matematika berbasis contextual teaching and learning
setting cooperative learning tipe jigsaw memenuhi kriteria kevalidan, keefektifan,
dan kepraktisan. Kevalidan perangkat pembelajaran ditunjukan dari hasil validasi
perangkat pembelajaran menunjukan interpretasi sangat tinggi untuk RPP, LKS,
dan Buku Siswa serta tinggi untuk perangkat pembelajaran THB. Untuk
kepraktisan dan keefektifan perangkat pembelajaran ditunjukan dari hasil analisis
data uji coba menunjukan rata-rata persentase kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran sebesar 84.52%, rata-rata persentase aktivitas siswa sebesar 83,1%,
selanjutnya dari tes hasil belajar menunjukan sebanyak 83% siswa telah mencapai
nilai ≥ 60, dan persentase siswa yang memberi respon positif terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan sebesar 95,33%. Sehingga memenuhi
kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan maka perangkat pembelajaran ini
layak digunakan oleh guru SMP kelas VII pada kegiatan pembelajaran
matematika berbasis contextual teaching and learning setting cooperative
learning tipe jigsaw pada sub pokok bahasan Belah Ketupat dan Layang-Layang. | en_US |