dc.description.abstract | Kebudayaan manusia yang dinamis menyebabkan bahasa selalu
berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mampu menghasilkan media
atau sarana komunikasi yang canggih berupa handphone atau biasa disebut
dengan ponsel. Adanya ponsel semakin memudahkan manusia untuk melakukan
komunikasi. Di dalam ponsel inilah terdapat fasilitas yang disebut dengan layanan
SMS (Short Message Service).
SMS merupakan layanan pemberian pesan singkat melalui ponsel. Sesuai
dengan fungsinya yang memberikan layanan pesan-pesan singkat, bahasa yang
digunakan pun menjadi khas, pesan dalam SMS maksimum terdiri atas 160
karakter (huruf). Dengan keterbatasan itulah para pengguna SMS khususnya para
remaja seringkali menuliskan SMS dengan sesingkat-singkatnya, sehingga para
remaja dengan mudah berkreasi menciptakan ragam sendiri. Pada akhirnya
menimbulkan berbagai macam pola abreviasi dalam penulisan SMS.
Penelitian ini dilakukan di Desa Karanganom Kecamatan Panti Kabupaten
Jember. Para remaja menjadi informan penelitian karena para remaja yang
seringkali menggunakan SMS sebagai sarana komunikasi. Peneliti mengadakan
penelitian ini untuk mengetahui pola-pola abreviasi yang digunakan oleh para
remaja beserta faktor-faktor apa saja yang menentukan pemilihan bentuk
ortografis dalam bahasa SMS.
Penyediaan data menggunakan metode simak dengan teknik dasar yaitu
teknik sadap dan teknik lanjutannya berupa teknik simak bebas libat cakap
(SBLC). Data yang diperoleh berupa data SMS. Teknik lanjutan kedua adalah teknik catat yaitu peneliti mencatat data kebahasaan yang muncul pada kartu data.
Selain metode simak, penyediaan data dalam penelitian ini menggunakan metode
cakap atau metode wawancara dengan menggunakan alat pemancing data berupa
kuesioner. Data yang diperoleh dari kuesioner berupa data informasi tentang
faktor-faktor penentu pemilihan bentuk ortografis dalam bahasa SMS.
Analisis data menggunakan metode padan dan metode komparatif. Metode
padan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan terjemah dan
metode padan referensial. Metode padan terjemah untuk menerjemahkan kata-kata
dalam SMS dengan kemampuan peneliti, kemudian peneliti mengidentifikasi
makna dari kata SMS tersebut dengan menggunakan metode padan referensial.
Metode padan referensial digunakan untuk membagi satuan lingual kata menjadi
berbagai jenis dan menganalisis makna leksikal. Untuk menganalisis bentuknya,
peneliti menggunakan metode komparatif yang digunakan untuk mengetahui
perbedaan bentuk atau struktur dari bahasa SMS dengan bahasa Indonesia.
Pemaparan hasil analisis menggunakan metode informal. Data berupa
kata-kata yang terdapat dalam kalimat percakapan dalam bahasa SMS. Sumber
data yaitu para remaja Karanganom yang memiliki ponsel. Lokasi penelitian ini
dilakukan di Desa Karanganom, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember. Informan
peneitian ini adalah para remaja yang memiliki ponsel dan sering melakukan
aktiitas mengirimkan SMS.
Pola-pola abreviasi dalam SMS yaitu 1) penyingkatan dengan
menghilangkan vokal dalam sebuah kata, 2) penyingkatan dengan penghilangan
vokal yang disertai dengan perubahan pengucapan, 3) penyingkatan gabungan
penghilangan semua vokal dengan pengubahan satu huruf atau lebih, 4)
penyingkatan yang memiliki kedekatan pengucapan, 5) Penyingkatan gabungan
huruf dengan angka, 6) penyingkatan dengan mengubah kata menjadi satu huruf
yang memiliki pengucapan mirip, 7) penyingkatan dari gabungan kata dan suku
kata yang disertai penggantian atau penghilangan suku kata tersebut, 8)
penyingkatan dengan perubahan kata yang memiliki pengucapan yang sama dengan kata asalnya, 9) singkatan yang dilafalkan huruf demi huruf, 10) abreviasi
yang berupa penggalan, 11) pemakaian akronim, 12) gabungan huruf dengan
angka, 13) angka sebagai pengganti kata dan bagian dari kata.
Faktor-faktor penentu pemilihan bentuk ortografis dalam bahasa SMS
diantaranya yaitu 1) ragam bahasa remaja, 2) SMS sebuah media berbentuk
bahasa tulis, dan 3) sarana yang berupa media handphone. | en_US |