Dimas Ariwibowo
Abstract
Pembelajaran matematika diajarkan pada jenjang sekolah dasar sampai
perguruan tinggi. Matematika juga diajarkan di SLB termasuk di SMPLB-A
Oleh karena itu, maka diadakan penelitian dengan judul Pengembangan
Lembar Kegiatan Siswa
Prosedur dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan 4D
viii
siswa, pengamatan aktivitas siswa dan guru serta hasil wawancara guru. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, angket,
dan wawancara. Data yang dianalisis adalah hasil validasi, hasil pengamatan, hasil
angket dan hasil wawancara.
Dari hasil uji kevalidan, LKS telah mencapai kriteria kevalidan. Dari
perhitungan hasil validasi oleh empat ahli diperoleh rata-rata nilai kevalidan
adalah sebesar 3,77 yang berarti berada pada kategori valid. Hal ini menunjukkan
bahwa kriteria kevalidan telah tercapai sehingga dapat diujicobakan tanpa adanya
validasi ulang. LKS tetap mengalami revisi kecil sesuai dengan penilaian dan saran
yang diberikan oleh validator tetapi tanpa validasi ulang. Untuk kriteria keefektifan
dapat diamati dari hasil pengamatan aktivitas guru. Aktivitas guru pada proses uji
coba diamati oleh dua pengamat. Setelah dianalisis, diperoleh bahwa kegiatan guru
telah memenuhi waktu ideal sehingga dapat dikatakan bahwa LKS telah memenuhi
kriteria kepraktisan. Dari hasil uji keefektifan LKS telah memenuhi kriteria
keefektifan. Kriteria ini didasarkan pada angket respon siswa dan hasil pengamatan
aktivitas siswa. Dari perhitungan hasil angket diperoleh rata-rata persentase penilaian
pada angket adalah sebesar 86,25% yang berarti berada pada kategori baik sedangkan
aktivitas siswa telah memenuhi waktu ideal . Hal ini menunjukkan bahwa kriteria
keefektifan telah tercapai.
Dengan tercapainya kriteria kevalidan, keefektifan dan kepraktisan tersebut
maka LKS Braille dapat dikatakan layak digunakan sebagai bahan ajar pada
pembelajaran persegi panjang dan persegi tanpa revisi besar dan ujicoba kembali.
LKS braille ini memiliki beberapa kelebihan yaitu soal-soal yang diberikan bersifat
open-ended dengan tujuan meningkatkan kreativitas siswa dan LKS juga dilengkapi
media sehingga mempermudah proses pemahaman siswa. Adapun kelemahan LKS
braille adalah dibutuhkan waktu yang lama dalam penerapan pembelajaran di dalam
kelas dan diperlukan adanya guru atau pendamping selama proses pembelajaran
berlangsung.