Show simple item record

dc.contributor.authorKusumaningputri, Reni
dc.date.accessioned2013-06-24T00:56:58Z
dc.date.available2013-06-24T00:56:58Z
dc.date.issued2013-06-24
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/343
dc.description.abstractPembelajaran atau pemerolehan bahasa kedua di dalam konteks bahasa asing seperti Bahasa Inggris merupakan perjalanan yang sangat rumit. Kesuksesannya bergantung pada banyak aspek. Salah satunya adalah pada keinginan pembelajar untuk berpartisiasi dalam interaksi yang mengharuskan mereka menggunakan bahasa yang mereka pelajari tersebut pada situasi-situasi yang tidak bisa diprediksikan keberhasilannya. Pembelajar yang bisa mengatasi situasi ini dan mengubahnya menjadi sebuah pencapaian dinamakan sebagai pembelajar yang mau mengambil resiko (risk-taker). Namun, di kelas-kelas bahasa asing banyak ditemukan kondisi lemahnya partisipasi penggunaan bahasa asing/bahasa kedua (B2) baik di dalam dan luar kelas. Karenanya studi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran apa saja situasi-situasi yang pembelajar maknai sebagai situasi yang tidak bisa diprediksi dan bagaimana mereka melihat situasi-situasi ini sesungguhnya. Hasil studi menunjukkan bahwa resiko disindir guru/dosen, resiko ditolak, resiko diajak berbicara lebih lama dengan menggunakan B2, resiko nilai, dan resiko bertindak dan berkata tidak sopan adalah 5 situasi yang paling dianggap tidak bisa diprediksi. Lima hal ini menjadi sumber kegelisahan mereka yang pada akhirnya menjadikan mereka kurang aktif dalam menggunakan Bahasa Inggris baik di dalam maupun di luar kelas.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseriesJurnal Pengembangan Pendidikan;Volume I No. 1, 2012
dc.subjectrisk taking, second/foreign language, optimum learningen_US
dc.titleRISK-TAKING IN FOREIGN LANGUAGE ACQUISITION AND LEARNING: CONFESSIONS FROM EFL LEARNERSen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record