FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN PESTISIDA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Studi Pada Petani Cabai di Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember)
Abstract
Cabai (Capsicum annuum) termasuk jenis tanaman yang mempunyai daya
adaptasi tinggi, merupakan sayuran penting yang dikomsumsi sebagian besar
penduduk Indonesia dari berbagai tingkat sosial, serta memiliki banyak kandungan
gizi dan vitamin. Penggunaan pestisida pada tanaman cabai paling sering ditemukan
kandungan residunya, yaitu profenofos yang jumlahnya lebih dari 5 miligram (batas
maksimum residu pada tanaman cabai). Pestisida menjadi pilihan utama petani cabai
karena lebih efektif, praktis, dan hasil panen meningkat sehingga dapat
mendatangkan keuntungan ekonomi yang besar. Kondisi ini mengakibatkan
munculnya dorongan petani untuk meningkatkan penggunaan pestisida berlebihan,
bahkan melakukan self innovation untuk memperoleh formulasi pestisida yang cocok
dalam memberantas hama maupun penyakit pada tanamannya.
Namun, hal ini belum banyak disadari oleh para petani bahwa pemanfaatan
bahan-bahan agrokimia yang berlebihan untuk meningkatkan produksi dapat
menyebabkan kerusakan lingkungan dan hilangnya lapisan tanah yang mengandung
nutrisi karena tidak semua pestisida mengenai sasaran, kurang lebih hanya 20%
pestisida yang mengenai sasaran sedangkan 80% lainnya jatuh ke tanah dan
menyebabkan penurunan kualitas air. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk
mencegah ataupun mengendalikan terjadinya pencemaran lingkungan akibat pestisida
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan
viii
perilaku penggunaan pestisida sebagai upaya pencegahan pencemaran lingkungan
pada petani cabai di Kecamatan Wuluhan Kebupaten Jember.
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dan berdasarkan waktunya
menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
68 sampel yang diambil berdasarkan teknik proportional cluster random sampling.
Pengambilan data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik wawancara
dengan kuesioner dan observasi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
menggunakan uji Asosiasi Asimetri Lambda Statistik L
dengan α = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
B
pengetahuan tentang pestisida dan pencemaran lingkungan dengan perilaku
penggunaan pestisida sebagai upaya pencegahan pencemaran lingkungan dengan p
value = 0,005; ada hubungan yang signifikan antara sikap tentang pestisida dan
pencemaran lingkungan dengan perilaku penggunaan pestisida sebagai upaya
pencegahan pencemaran lingkungan dengan p value = 0,033; ada hubungan yang
signifikan antara peran Dinas Pertanian Kabupaten Jember dengan perilaku
penggunaan pestisida sebagai upaya pencegahan pencemaran lingkungan dengan p
value = 0,024; namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara peran Asosiasi
Petani Cabai Kabupaten Jember dengan perilaku penggunaan pestisida sebagai upaya
pencegahan pencemaran lingkungan dengan p value = 0,212. Berdasarkan hasil ini,
diharapkan bahwa Dinas Pertanian dan Asosiasi Petani Cabai Kabupaten Jember
meningkatkan perannya dalam memberikan pengarahan, membimbing, dan
mengawasi perilaku petani cabai dalam menggunakan pestisida untuk mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan, khususnya dalam peningkatan pengetahuan dan
sikap petani cabai terhadap pestisida sehingga mampu membentuk upaya pencegahan
pencemaran lingkungan dan mewujudkan lingkungan yang berkualitas.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]