dc.description.abstract | Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, air
sering dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari dan untuk keperluan industri.
Oleh karena itu diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara
seksama. Pencemaran lingkunga pada prosesnya dapat menyebabkan kekeruhan
pada air disekitar lingkungan tersebut. Kekeruhan sering disebabkan oleh partikelpartikel
koloid. Partikel koloid sulit dipisahkan dengan filtrasi biasa karena
ukuran partikel yang cukup kecil. Untuk menghilangkannya dapat menambahkan
koagulan. Koagulasi adalah peristiwa pembentukan partikel-partikel kecil
menggunakan zat koagulan. Sedangkan flokulasi merupakan peristiwa
pengumpulan partikel-partikel kecil hasil koagulasi menjadi flok yang lebih besar
sehingga cepat mengendap. Dengan menggunakan biokoagulan dan bioflokulan
yang berasal dari tumbuhan dan hewan diharapkan dapat digunakan sebagai
alternatif untuk mengganti polielektrolit sintetik.
Hasil penelitian Sa’adah (2010) menunjukkan bahwa daun belimbing
wuluh (A. bilimbi L.) mengandung tanin. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)
mengetahui pH dan konsentrasi optimum koagulan FeCl3
dan FeSO
dalam proses
pengolahan air.; (2) mengetahui pengaruh ekstrak kasar tanin dari daun belimbing
wuluh (A. bilimbi L.) yang digunakan sebagai koagulan dalam proses pengolahan
air.; (3) mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kasar tanin daun belimbing FeSO
dalam proses pengolahan air (parameter yang digunakan dalam proses
pengolahan air meliputi pH, kekeruhan, padatan terlarut dan konduktivitas).
4
Tanin diperoleh dari proses ekstraksi daun belimbing wuluh (A. bilimbi L.)
dengan cara maserasi dengan menggunakan metanol 50%, kemudian difraksinasi
dengan n-heksana. Hasil ekstraksi diperoleh dalam bentuk larutan sehingga
ekstrak tersebut diuapkan terlebih dahulu untuk memperoleh tanin dalam bentuk
serbuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koagulan FeCl
optimum pada pH
9,00 dengan konsentrasi optimum sebesar 50 mg/L, sementara koagulan FeSO 3optimum pada pH 10,50 dengan konsentrasi optimum sebesar 60 mg/L. Ekstrak
kasar tanin dapat membantu proses koagulasi dalam pengolahan air pada
konsentrasi optimum 125 mg/L dengan persentase penurunan kekeruhan sebesar
16,30% dengan proses pengendapan selama 30 menit. Penambahan ekstrak kasar
tanin berpengaruh pada parameter kualitas air, pada kondisi optimum koagulanFeCl
dengan kombinasi tanin dapat menurunkan kekeruhan sebesar 72,43%,
menurunan pH sebesar 47,24%, menurunan padatan terlarut sebesar 86,13% dan
menurunan konduktivitas sebesar 5,44%. Sementara untuk koagulan FeSO3
dengan kombinasi tanin pada kondisi optimum dapat menurunkan kekeruhan
sebesar 6,98%, menurunan pH sebesar 25,20%, sedangkan untuk padatan terlarut
tidak dapat didefinisikan dan dapat menurunkan konduktivitas sebesar -5,81% | en_US |