ANALISIS PENERAPAN SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI PT PEMBANGKIT JAWA BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON, PROBOLINGGO
Abstract
Kebakaran adalah api yang tidak terkendali artinya di luar kemampuan dan
keinginan manusia. Masalah kebakaran, menjadi persoalan besar dan juga bisa
dikatakan telah menjadi salah satu ancaman yang menakutkan bagi kehidupan
manusia. Terjadinya kebakaran di tempat kerja termasuk di perusahaan adalah
sesuatu hal yang sangat tidak diinginkan. Kebakaran bangunan merupakan suatu
bencana yang merugikan bagi banyak pihak. Dalam suatu perusahaan dapat dilakukan
upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran berupa sistem proteksi kebakaran
aktif, sistem proteksi kebakaran pasif, sistem tanggap kebakaran, dan sumber daya
manusia. Penerapan sistem ini dimaksudkan untuk menjamin dan melindungi tenaga
kerja dari bahaya kebakaran. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji
penerapan sistem tanggap darurat kebakaran di PT Pembangkitan Jawa Bali Unit
Pembangkit Paiton, Probolinggo, Probolinggo.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus.
Pengumpulan data dilakukan pada satu waktu yaitu pada saat wawancara. Responden
dari penelitian ini berjumlah 68 karyawan dan satu informan yang merupakan
Supervisor Senior Bidang K3 PT Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Paiton,
Probolinggo. Penelitian ini dilakukan di PT Pembangkit Jawa Bali Unit
Pembangkitan Paiton, Probolinggo. Variabel penelitian ini adalah sistem proteksi
kebakaran aktif, sistem proteksi kebakaran pasif, sistem tanggap kebakaran, dan
sumber daya manusia. Hasil penelitian didapatkan bahwa sistem proteksi kebakaran
aktif (sistem deteksi dan alarm, sistem air pemadam, alat pemadam api ringan, alat
pemadam bergerak) sudah diterapkan dengan baik, namun terdapat kendala
pengecekan terkait dengan jumlah pegawai yang tidak sesuai dengan peralatan yang
harus diperiksa. Sistem proteksi kebakaran pasif (konstruksi, lamanya evakuasi,
jumlah dan sifat kegiatan penghuni, penggunaan bangunan, pintu keluar, tangga
darurat, dan jarak tempuh) sudaterlaksana dengan baik namun keadaan tangga darurat
yang belum sempurna karena masih dalam keadaan terbuka dan tidak tahan api.
Sistem tanggap kebakaran sudah baik dengan telah diterpakannya prosedur tanggap
kebakaran serta sistem organisasi tanggap kebakaran yang telah terorganisir dengan
baik, tetapi sosialisasi dari prosedur tanggap kebakaran yang masih harus
ditingkatkan. Sumber daya manusianya memiliki tingkat pengetahuan dan
keterampilan sedang mengenai prosedur tanggap keadaan darurat. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penerapan sistem tanggap darurat kebakaran di PT Pembangkit
Jawa Bali Unit Pembangkitan Paiton, Probolinggo sudah baik namun masih perlu
pembenahan dan peningkatan agar lebih baik lagi.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]