dc.description.abstract | HIV merupakan retrovirus yang menginfeksi dan menghancurkan atau
merusak fungsi sel-sel pada sistem kekebalan tubuh (WHO, 2012). AIDS
merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh HIV. Penderita
infeksi HIV dinyatakan sebagai penderita AIDS apabila menunjukkan gejala atau
penyakit sebagai akibat dari penurunan daya tahan tubuh (Depkes RI, 2006). Pada
tahun 2011 diperkirakan ada sekitar 2,5 juta orang baru yang terinfeksi HIV dan
ada sekitar 1,7 juta orang dengan AIDS yang meninggal (UNAIDS, 2012).
Kemenkes RI (2013) menyebutkan bahwa kelompok usia dengan kasus AIDS
tertinggi adalah kelompok usia 20-29 tahun (35,2%). Ini berarti apabila sejak
terinfeksi sampai masuk kondisi AIDS lamanya 5 tahun, maka usia terendah pada
saat terinfeksi HIV adalah 15-24 tahun (Depkes RI, 2012). Perserikatan BangsaBangsa
(PBB) menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda (youth)
(Sarwono, 2011).
Pengendalian penularan HIV/AIDS dapat dilakukan melalui upaya
mengetahui status HIV/AIDS sedini mungkin. (KPA, 2011). Upaya pencegahan
dan deteksi dini untuk mengetahui status seseorang sudah terinfeksi HIV atau
belum yaitu melalui konseling dan testing HIV/AIDS sukarela yang lebih dikenal
dengan Voluntary Counselling and Testing (VCT) (Kepmenkes RI, 2005). Tujuan
dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh action learning terhadap
pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV/AIDS dan Klinik VCT di SMK
Perikanan dan Kelautan Puger Kabupaten Jember. Jenis penelitian ini adalah
penelitian pra eksperimen dengan rancangan one group pretest and postest
design. Populasi dalam penelitian ini adalah 146 siswa sedangkan sampel pada
penelitian ini berjumlah 29 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu
multistage random sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji statistik Wilcoxon dengan alpha (α) 5%.
Hasil penelitian sebelum dilakukan action learning diperoleh data
sebanyak 55,2% memiliki pengtahuan kurang dan sebanyak 44,8% memiliki
pengetahuan baik tentang HIV/AIDS dan Klinik VCT, sedangkan sebanyak 55,2%
yang memiliki sikap negatif dan sebanyak 44,8% memiliki sikap positif terhadap
HIV/AIDS dan Klinik VCT. Hasil penelitian setelah dilakukan action learning
menunjukan sebanyak 31% memiliki pengetahuan kurang dan sebanyak 69%
responden memiliki pengetahuan baik tentang HIV/AIDS dan Klinik VCT,
sedangkan sebanyak 34,5% yang memiliki sikap negatif dan sebanyak 65,5%
responden yang memiliki sikap positif terhadap HIV/AIDS dan Klinik VCT. Hasil
pengolahan data menunjukkan bahwa p value variabel pengetahuan adalah 0,020
dan p value variabel sikap adalah 0,014. Hasil tersebut menunjukkan adanya
perbedaan pada pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dan Klinik VCT, dan
sikap remaja terhadap HIV/AIDS dan Klinik VCT antara sebelum dan sesudah
dilakukan action learning. Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh action
learning terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV/AIDS dan Klinik
VCT di SMK Perikanan dan Kelautan Puger Kabupaten Jember.
Berdasarkan hasil penelitian saran yang dapat diterapkan adalah bagi
remaja agar meningkatkan kepedulian remaja terhadap ODHA melalui dukungan
moral, bagi sekolah agar mampu bekerjasama dengan Puskesmas Puger dalam
memberikan pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS dan Klinik VCT kepada
seluruh warga sekolah, bagi tenaga kesehatan agar meningkatkan upaya
pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS dan Klinik VCT dengan menggunakan
model, metode, dan media yang berbeda dan lebih menarik. | en_US |