Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Terhadap Iklim Investasi di Kabupaten Banyuwangi
Abstract
Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki predikat sebagai lumbung pangan dan kota maritime memiliki berbagai potensi yang diharapkan dapat tumbuh dan berkembang seiring dengan adanya era globalisasi. Dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, perlu mengoptimalkan pemanfaatan seluruh potensi baik yang dimiliki oleh pemerintah daerah maupun swasta dalam bentuk kegiatan investasi. Keberhasilan investasi tergantung dar sejauh mana dan seberapa lama berbagai kendala yang menimpa perekonomian dapat diatasi dan bagaimana para pelaku ekonomi menyikapi situasi yang terjadi.
Dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), penelitian ini mencoba untuk mengetahui persepsi masyarakat intangible, menggunakan data primer yang diperoleh dari orang-orang yang expert terhadap situasi ekonomi yang mempengaruhi iklim investasi di Kabupaten Banyuwangi secara mendalam dan menyeluruh.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembangunan instruktur fisik merupakan faktor yang paling penting dalam mempengaruhi iklim investasi terkait dengan kenaikan harga BBM, dengan sub sector prioritas pada ketersediaan sarana insfrastructur yang berkualitas. Faktor yang kedua dalam mempengaruhi iklim investasi daerah adalah perluasan kesempatan kerja, dengan sub sector prioritas adalah kualitas tenaga kerja dan stabilitas daerah dengan sub sector prioritas keamanan dan stabilitas harga. Perluasan kesempatan kerja dapat mengurangi jumlah pengangguran dan dapat menciptakan pendapatan yang lebih tinggi bagi masyarakat sehingga akan mendorong tumbuhnya investasi di wilayah tersebut. Stabilitas merupakan syarat penting guna mendorong tumbuhnya investasi. Faktor yang ketiga dalam mempengaruhi iklim investasi adalah pertumbuhan ekonomi dengan sub sector prioritas adalah pentingnya peningkatan daya saing dan iklim penanaman modal yang konduktip. Produk-produk dalam daerah akan memiliki daya saing apabila mampu menghasilkan barang dengan harga yang rendah dan kualitas barang yang tinggi. Faktor keempat yang mempengaruhi iklim investasi adalah faktor kelembagaan dengan sub sector prioritas adalah kebijakan daerah dan kepastian hukum. kebijakan daerah yang tepat sasaran dan ditunjang oleh adanya penegakan hukum yang adil bagi semua pihak, akan dapat mendorong tumbuh dan kembangnnya investasi. Faktor prioritas kelima adalah keadaan sosial politik dengan sub sector prioritas adalah pemberantasan KKN. Terjadinya praktek-praktek yang mengarah pada tindakan KKN dapat merusak tatanan nilai-nilai dimasyarakat dan dapat menyebabkan terjadinya high cost economic yang dapat merugikan perekonomian dan menurunkan minat investor
Beberapa saran yang bisa dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Banyuwangi rangka menciptakan iklim investasi yang konduktif terkait dengan adanya kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga bahan bakar minyak adalah: (1) banyak program-program dari pemerintah daerah yang gagal dalam meningkatkan pembangunan wilayah karena berbagai rencana yang dibuat dan dilaksanakan banyak dimasuki oleh adanya kepentingan-kepentingan politik, sehingga rencana yang dikeluarkan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan golongan dan bukan kepentingan public. (2) untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN dan berwibawa perlu didukung oleh adanya factor-factor transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan.