dc.description.abstract | Tetanus Neonatorum (TN) merupakan salah satu penyakit paling beresiko
mengakibatkan kematian. Oleh karena itu, pemerintah telah membuat program
MNTE (Maternal and Neonatal Tetanus Elimination), yang salah satu strateginya
adalah dengan mengupayakan cakupan imunisasi tetanus yang tinggi dan merata.
Berbagai macam program imunisasi tetanus telah dilaksanakan sejak 1977. Namun
demikian, cakupan imunisasi tetanus masih tetap rendah. Pada tahun 2001 pemerintah
mulai menerapkan strategi baru dalam pelaksanaan program imunisasi TT bagi WUS,
yaitu dengan melaksanakan program skrining cakupan imunisasi TT dan
mencukupkan imunisasi TT sebanyak 5-6 kali saja bagi seorang wanita dalam seumur
hidupnya untuk mendapatkan status T5.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember juga telah melaksanakan program skrining
TT WUS pada awal tahun 2010. Namun demikian, belum sampai di akhir tahun 2010
ternyata sudah terjadi kasus dan kematian akibat TN, yaitu 6 kasus dengan 3
kematian (CFR 50%). Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program skrining
sebenarnya sudah berjalan tetapi masih belum optimal sehingga perlu dievaluasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kapasitas dan motivasi
petugas, pelaksanaan dan hasil program skrining status TT WUS tahun 2010, serta
riwayat kejadian TN di desa kasus tahun 2010.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Penelitian dilaksanakan pada Januari-Pebruari 2011 di 5 wilayah kerja
puskesmas Jember. Sampel penelitian ini dibagi menjadi 2, yaitu 1). Seluruh petugas
skrining yang bersedia menjadi responden untuk evaluasi program skrining (total
population); 2). Seluruh bidan desa kasus (responden utama) dengan melakukan
proses triangulasi pada sebagian dari ibu hamil kasus dan dukun bayi kasus
(responden pendukung) untuk evaluasi riwayat kejadian TN (purposive sampling).
Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan thematic content analysis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petugas memiliki kapasitas
dengan tingkat yang sedang (59%), motivasi instrinsik dengan tingkat yang tinggi
(71%), dan motivasi ekstrinsik dengan tingkat yang tinggi (53%). Pelaksanaan
program skrining status TT WUS tahun 2010 oleh sebagian besar responden ialah
masih dalam kategori belum sesuai dengan ketentuan program. Hasil cakupan T5
WUS pada 5 puskesmas masih belum memenuhi target 80% dan hasil cakupan T2
plus bumil juga masih belum memenuhi target 100%. Hasil evaluasi riwayat kejadian
TN ialah petugas tidak mengetahui keberadaan pada sebagian kecil bumil kasus
selama masa kehamilan, petugas tidak melakukan skrining dan tidak memberikan
suntikan TT pada sebagian besar bumil kasus, semua bumil kasus melakukan
persalinannya di dukun bayi, pemotongan dan perawatan tali pusar pada sebagian
besar bayi TN dengan menggunakan sembilu dan abu tomang, sebagian besar bumil
kasus dan dukun tidak mengetahui penyakit TN dan faktor resikonya, dan sebagian
besar program kemitraan bidan dan dukun bayi masih belum berjalan dengan optimal.
Berdasar hasil penelitian ini disarankan kepada bidan desa untuk meningkatkan
kemampuan dalam melaksanakan skrining status TT WUS dengan cara meminta
pelatihan kepada penanggung jawab program dan mengaktifkan kembali peran kader
posyandu. Disarankan kepada Dinas Kesehatan untuk mengadakan pelatihan kembali
terkait tata cara pelaksanaan program skrining status TT WUS secara bertahap di tiap
puskesmas dan melaksanakan evaluasi program skrining status TT WUS secara
berkala dan berkesinambungan. Disarankan kepada peneliti lain untuk mengadakan
penelitian terkait evaluasi akhir pelaksanaan program skrining status TT WUS di
tahun 2013 dan analisis beban kerja bagi bidan desa dalam melaksanakan tugasnya. | en_US |