HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER
Abstract
Program ASI eksklusif yang manfaatnya sangat penting bagi pertumbuhan
dan perkembangan bayi ternyata masih kurang mendapat respon yang baik dari
masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan angka cakupan ASI eksklusif yang
masih dibawah target nasional sebesar 80%. Susenas tahun 2009 menunjukkan
bahwa cakupan ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan sebesar 61,33% (Susenas,
2010). Pada tahun 2010, cakupan ASI eksklusif berdasarkan kategori 3 sesuai
kriteria WHO, persentase menyusui eksklusif pada bayi umur 0 bulan sebesar
39,8% (Rikesdas, 2010). Pada tahun 2011, cakupan pemberian ASI eksklusif
sebesar 61,5% (Susenas, 2012), sedangkan pada tahun 2012 menurut SDKI
(2012), bayi umur 4-5 bulan yang mendapat ASI eksklusif hanya sebesar 27,1%.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah
adanya promosi susu formula. Peningkatan penggunaan susu formula disebabkan
oleh orang tua lebih memilih memberikan bayi mereka Pengganti Air Susu Ibu
(PASI) dibanding ASI. Perilaku pemberian susu formula atau ASI eksklusif
sangat dipengaruhi oleh keluarga, karena keluarga memiliki hak untuk memilih
kebutuhan nutrisi yang tepat bagi anggota keluarganya melalui pengambilan
keputusan keluarga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan promosi
susu formula dengan pengambilan keputusan keluarga dalam pemberian ASI
eksklusif. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif korelasional
dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 33
responden. Data dianalisis menggunakan chi square untuk mengetahui hubungan
antar dua variabel.
Keluarga di wilayah kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember
menunjukkan keterpaparan promosi susu formula sebesar 57,6%, sedangkan yang
tidak terpapar promosi susu formula sebesar 42,4%. Pengambilan keputusan
keluarga dalam pemberian ASI eksklusif menunjukkan sebagian besar tidak
berfungsi sebesar 69,7%, sedangkan yang berfungsi sebesar 30,3%. Berdasarkan
hasil analisis statistik bahwa keluarga yang terpapar promosi susu formula
cenderung mengalami ketidakberfungsian pengambilan keputusan keluarga dalam
pemberian ASI eksklusif yaitu sebesar 78,9% dibanding dengan keluarga yang
tidak terpapar promosi susu formula hanya sebesar 57,1%. Keluarga yang
memiliki keberfungsian pengambilan keputusan keluarga dalam pemberian ASI
eksklusif cenderung terdapat pada keluarga yang tidak terpapar promosi susu
formula yaitu sebesar 42,9% dibanding dengan keluarga yang terpapar promosi
susu formula yaitu sebesar 21,1%.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai p value sebesar 0,257 pada alpha 0,05
yang berarti Ha ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara promosi susu formula dengan pengambilan keputusan keluarga
dalam pemberian ASI eksklusif. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal dari responden. Faktor
internal yang mempengaruhi diantaranya: usia, pekerjaan ibu, pendidikan dan
pengetahuan responden, sedangkan faktor eksternal seperti lingkungan social.
Faktor-faktor tersebut yang mempengaruhi perilaku dalam pengambilan
keputusan keluarga terkait pemberian ASI eksklusif.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, beberapa saran yang dapat diterapkan
adalah peran petugas kesehatan khusunya petugas puskesmas agar lebih
meningkatkan program promosi ASI eksklusif dan penggunaan PASI/susu
formula yang benar dan tepat. Pemerintah diharapkan bisa membuat agenda
kebijakan tentang kampanye ASI eksklusif sebagai isu penting di media publik,
sehingga diharapkan mampu mengubah perilaku publik kedalam perilaku yang
lebih positif yaitu perilaku pemberian ASI eksklusif.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]