HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS AJUNG KABUPATEN JEMBER
Abstract
Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang
memiliki prevalensi penderita ISPA yang tinggi. Berdasarkan laporan tahunan
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, ISPA merupakan penyakit paling banyak
diderita masyarakat Jember. Peningkatan kasus ISPA dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor risiko. Salah satu faktor yang beresiko untuk mempengaruhi
timbulnya infeksi saluran pernapasan akut yaitu polusi udara termasuk asap
rokok
Asap rokok sebagai salah satu resiko timbulnya ISPA merupakan
pembunuh nomor tiga setelah jantung koroner dan kanker. Kenaikan konsumsi
rokok di Indonesia adalah tertinggi di dunia. Prevalensi merokok di Indonesia di
kalangan orang dewasa meningkat. Jumlah perokok dalam suatu keluarga cukup
tinggi. Rata–rata dalam satu keluarga terdapat 1-2 orang yang merokok dengan
jumlah batang yang dihisap antara 1-2 bungkus/hari
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara kebiasaan
merokok anggota keluarga dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada
balita, mengidentifikasi
karakteristik balita dengan penyakit ISPA pada balita,
mengidentifikasi karakteristik kejadian ISPA terkait balita dan perilaku merokok
dalam keluarga antara kelompok kontrol dan kelompok kasus, mengidentifikasi
peluang/resiko terjadinya ISPA pada balita
. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Survei analitik dengan pendekatan retrospektif.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 balita dengan menggunakan teknik
cluster sampling
yang terdiri dari 22 balita sebagai kelompok kasus dan 22 balita
sebagai kelompok kontrol. Data analisis dengan uji statistik chi square untuk
mengetahui hubungan kebiasaan merokok anggota keluarga dengan kejadian
infeksi saluran pernapasan akut pada balita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Balita ISPA terpapar asap rokok
sebanyak 15 responden (68,2%) dan Balita ISPA tidak terpapar sebanyak 7
responden (31,8%) sedangkan Balita Tidak ISPA terpapar asap rokok sebanyak 7
responden (31,8) dan Balita Tidak ISPA tidak terpapar asap rokok sebesar 15
responden (68,2%). Berdasarkan pengolahan data melalui SPSS didapatkan
bahwa p value (0,035) < α (0,05) yang berarti H0 ditolak. Berdasarkan data di atas
dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang lemah antara kebiasaan merokok
anggota keluarga dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di
Puskesma Ajung Kabupaten Jember.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]