PENGARUH BELAJAR AKTIF KELOMPOK DENGAN MANUAL TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI PONDOK PESANTREN DARUS SHOLAH KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER
Abstract
Masa remaja adalah periode transisi perkembangan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa dengan usia antara 11-12 tahun sampai 20-21 tahun.
Perubahan yang terjadi pada masa remaja yaitu perubahan fisik, emosional,
kognitif, dan psikososial. Perubahan fisik merupakan perubahan yang dapat
dilihat secara langsung. Perubahan fisik ditandai dengan kematangan organ
reproduksi dan perubahan seksualitas (Santrock, 2007). Perubahan fisik yang
cepat pada masa remaja merupakan hal yang penting bagi kesehatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial secara utuh, tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, melainkan
dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan
prosesnya (Poltekkes Depkes, 2011). Ruang lingkup kesehatan reproduksi remaja
adalah Triad KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) yang meliputi seksualitas,
PMS termasuk HIV/AIDS, dan NAPZA (Moeliono, et.al., 2006). Salah satu
bentuk kesehatan reproduksi remaja adalah perilaku kesehatan reproduksi terkait
dengan perkembangan reproduksi yang dialami remaja.
Penelitian yang dilakukan oleh dr. Andik Wijaya (dalam Foraida, 2008)
terhadap 202 remaja di kota Malang, didapatkan kenyataan bahwa hampir 15%
diantaranya telah melakukan hubungan seksual pranikah. Hal ini didukung oleh
hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 remaja di Pondok Pesantren
Darus Sholah didapatkan data 60% remaja tidak mengetahui konsep kesehatan
reproduksi dengan benar yang meliputi seksualitas, penyakit menular seksual,
HIV/AIDS, dan NAPZA.
Faktor yang menyebabkan permasalahan perilaku terkait reproduksi yang
tidak sehat adalah rendahnya pemahaman tentang isu-isu seksual, kurangnya
informasi, dan belum menyentuhnya pelayanan kesehatan reproduksi (Mahmuda,
2009). Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja
mengenai kesehatan reproduksi yaitu dengan melakukan kegiatan belajar aktif
yang dilakukan secara berkelompok. Belajar aktif atau active learning adalah
model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berperan aktif dalam
proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun
siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut (Samadhi, 2011).
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh belajar aktif
kelompok dengan manual terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi remaja di
Pondok Pesantren Darus Sholah Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian pre eksperimental dengan rancangan
one group pre-post test design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 138
siswa. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan stratified random sampling
dengan jumlah sampel akhir yaitu 55 responden. Penelitian ini menggunakan uji
statistik Wilcoxon Signed Rank Test dalam analisis data terhadap pengetahuan
kesehatan reproduksi remaja.
Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan kesehatan reproduksi
remaja sebelum dilakukan belajar aktif kelompok adalah 27 (49,1%) responden
memiliki pengetahuan kurang dan 28 (50,1%) responden memiliki pengetahuan
baik, sedangkan setelah dilakukan belajar aktif kelompok data menunjukkan 22
(40%) responden memiliki pengetahuan kurang dan 33 (60%) responden memiliki
pengetahuan baik. Hasil pengolahan data dengan SPSS didapatkan p value (0,000)
< α (0,05) dan Z hitung (6,295) > Z tabel (1,96), maka Ho ditolak, sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh belajar aktif kelompok dengan manual
terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi remaja di Pondok Pesantren Darus
Sholah Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Saran penelitian adalah
penerapan model pembelajaran aktif dalam promosi kesehatan sebagai upaya
promotif di keperawatan komunitas dengan sasaran remaja.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1548]