dc.description.abstract | Sebenarnya, etnis Madura memiliki perilaku yang hormat, sopan, dan memiliki nilai-nilai religius yang sangat tinggi. Namun demikian, etnis Madura mendapatkan steriotipe sebagai etnis yang kasar, tidak sopan, sulit diatur dan culas sehingga selalu diidentikkan dengan kekerasan dan konflik. Munculnya steriotipe tersebut menunjukkan bahwa etnis Madura banyak yang berperilaku menyimpang dari kearifan lokal Madura (KLM); banyak KLM yang tidak dipahami dan disalahpahami serta tidak diindahkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menciptakan hubungan sosial yang salingpengertian antara etnis Madura dan etnis lain; sehingga potensi konflik dapat diminimalisir dan tercipta hubungan yang harmonis. Luaran penelitian ini Model Cross Cultural Studies melalui pemahaman kearifan lokal Madura dan kearifan lokal etnis lain. Secara khusus penelitian (tahun I) ini bertujuan menggali dan mendeskripsikan: (1) jenis dan bentuk gaya retoris yang digunakan oleh etnik Madura untuk mencegah terjadinya konflik, (2) bentuk ungkapan tradisional dan norma komunikasi yang digunakan oleh etnis Madura untuk mencegah terjadinya konflik, (3) jenis dan bentuk petuah leluhur yang perlu dipahami dan perlu diteladani oleh masyakat etnis Madura untuk menghindari terjadinya konflik dan mencapai kebaikan hidup, dan (4) mentranskripsikan, menerjemahkan, dan mendeskripsikan nasihat yang perlu direvitalisasi dari buku Bâburughân Beccè’.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yakni dengan cara melakukan observasi partisipatif dan wawancara. Data yang berhasil digali dan dikumpulkan, kemudian diklasifikasi dan selanjutnya diadakan interpretasi dalam wujud analisis deskriptif-kualitatif. | en_US |