PERBEDAAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 10-11 BULAN YANG MENGGUNAKAN BABY WALKER DAN METODE KONVENSIONAL (TATAH) DI KELURAHAN GEBANG KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER
Abstract
Kemampuan motorik kasar merupakan kemampuan anak untuk
mengontrol otot-otot besar, seperti kemampuan anak untuk duduk, berdiri,
berjalan, berlari, melompat dan sebagainya. Kemampuan motorik kasar anak
dapat dipengaruhi oleh adanya pemberian stimulasi. Stimulasi adalah rangsangan
yang berasal dari luar individu anak. Pemberian stimulasi bertujuan untuk
membantu anak mencapai tngkat perkembangan yang optimal sesuai dengan yang
diharapkan. Stimulasi motorik kasar anak dapat dilakukan salah satunya dengan
menggunakan baby walker dan metode konvensional (tatah). Kedua metode
tersebut dipercaya dapat melatih otot kaki anak, sehingga dapat meningkatkan
perkembangan motorik kasar anak.
Baby walker adalah kursi beroda yang dapat memungkinkan anak
menggerakkan kakinya pada lantai dan berpindah dari satu ruangan keruang yang
lain. Baby walker dipercaya efektif untuk membantu anak dapat berjalan lebih
cepat. Namun, beberapa penelitian menyimpulkan bahwa tidak ditemukan efek
positif dari penggunanan baby walker terhadap kemampuan motorik kasar anak.
Hasil penelitian menunjukkan hasil yang berbeda, dimana ditemukan bahwa baby
walker banyak menyebabkan cidera pada anak.
Metode konvensional (tatah) merupakan metode stimulasi untuk melatih
anak berjalan yang telah digunakan secara turun menurun. Metode tatah dilakukan
dengan memegangi bagian tubuh atau tangan anak untuk membantu anak berjalan.
Metode tatah dianggap lebih aman karena orang tua membimbing dan
mendampingi langsung anak dalam memberikan stimulasi. Metode ini juga dapat
mendekatkan hubungan antara orang tua. Kedekatan antara orang tua dan anak
dapat meningkatkan perkembangan otak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan
motorik kasar anak usia 10-11 bulan yang menggunakan baby walker dan metode
konvensional (tatah) di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan teknik total sampling.
Sampel penelitian berjumlah 41 anak dengan 22 anak yang menggunakan baby
walker dan 19 anak yang menggunakan metode konvensional (tatah). Analisis
data menggunakan uji statistik chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan anak yang menggunakan baby walker lebih
banyak yang memiliki kemampuan motorik kasar abnormal dibandingkan dengan
anak yang menggunakan metode konvensional (tatah). Hasil penelitian yang
didapatkan anak yang menggunakan baby walker sebanyak 13 anak (59,1%)
memiliki kemampuan motorik kasar abnormal, sedangkan anak yang
menggunakan metode konvensional (tatah) sebanyak 2 anak (10,5%) memiliki
kemampuan motorik kasar abnormal. Berdasarkan hasil uji chi square, diperoleh
hasil bahwa p-value=0,003 < α (0,05). Dengan demikian hasil penelitian
menyimpulkan bahwa adanya perbedaan kemampuan motorik kasar anak usia 1011
bulan yang menggunakan baby walker dan metode konvensional (tatah) di
Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1548]