PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA SMP DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN JEMBER
Abstract
Kebiasaan merokok sudah menjadi budaya pada bangsa Indonesia.
Remaja, dewasa, bahkan anak-anak sudah tidak asing lagi dengan benda
mematikan tersebut. Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah perokok
terbesar di dunia setelah China dan India dan tetap menduduki posisi ke-5 setelah
China, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang pada tahun 2007. Remaja mulai
merokok karena berbagai alasan, seperti meniru perilaku orang dewasa, tekanan
dari teman sebaya, dan meniru sifat orang yang terkenal yang biasanya merokok.
Remaja yang kemungkinan memiliki perilaku merokok yang rendah
adalah remaja yang keluarga dan teman-temannya tidak merokok, tertarik dalam
kegiatan akademik atau olah raga, dan mereka yang memiliki rencana akan masuk
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Merokok menjadi faktor utama penyebab
penyakit pembuluh darah dan jantung tersebut. Perilaku merokok akan
memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek maupun jangka
panjang, yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh perokok sendiri, tetapi
juga orang lain.
Menurut karakteristik tempat tinggal, prevalensi perokok di pedesaan
37,4% dan di perkotaan 32,3%. Masalah merokok yang ada di sekolah,
memerlukan intervensi yang melibatkan perawat komunitas, guru serta
masyarakat yang ada di sekolah. Program kesehatan komunitas dalam hal ini
terbagi dalam intervensi yang bersifat preventif. Yaitu antara lain pencegahan
primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan
tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok pada remaja SMP di pedesaan dan
di perkotaan di Kabupaten Jember. Jenis penelitian yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah penelitian observasinal analitik dengan menggunakan metode
pendekatan Cross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswa yang berada di
lingkungan SMP pedesaan dan SMP perkotaan. Jumlah populasi di SMP 1
Tempurejo adalah 499 siswa sedangkan jumlah populasi di SMP 6 Jember adalah
678 siswa. Jumlah sampel penelitian di SMP 1 Tempurejo adalah 217 siswa dan
di SMP 6 Jember adalah 245 siswa. Analisis data menggunakan uji Mann
Whitney. Hasil penelitian tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok pada
remaja SMP di pedesaan terhadap 217 responden di SMP 1 Tempurejo didapatkan
mayoritas tingkat pengetahuan remaja berada pada pengetahuan sedang (45,2%)
dan kurang (42,4%). Hasil penelitian tingkat pengetahuan tentang bahaya
merokok pada remaja SMP di perkotaan terhadap 245 responden di SMP 6
Jember didapatkan mayoritas tingkat pengetahuan remaja berada pada
pengetahuan baik (42,4%) dan sedang (26,5%).
Hasil analisis data menunjukkan bahwa p value adalah 0,000 (α =0,05).
Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan tingkat pengetahuan tentang bahaya
merokok pada remaja SMP di pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Jember.
Adanya perbedaan tingkat pengetahuan remaja di SMP pedesaan dan perkotaan
disebabkan oleh adanya perbedaan informasi yang didapatkan pada remaja.
Perbedaan media yang dapat diakses remaja juga menjadi faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya merokok. Faktor lain
yang menyebabkan adanya perbedaan tingkat pengetahuan antara lain usia, dan
jenis kelamin. Saran penelitian ini adalah perawat komunitas berperan dalam
upaya pendidikan kesehatan dan menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran
yang dilakukan guru untuk membekali siswa dengan informasi yang bermanfaat
dalam pencegahan merokok.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]