Reorientasi Kebijakan pengajaran Dan Pembelajaran Bahasa Daerah Berdasarkan Nilai-Nilai Multikulturalime : Kajian Sosiolinguistik
View/ Open
Date
2013-12-03Author
Budi Suyanto
Bambang Wibisono
Bambang Syamsu Badrianto
Metadata
Show full item recordAbstract
Hasil penelitian: sekolah-sekolah memberi konsepsi muatan lokal sebagai sesuatu yang
memuat potensi budaya daerah yang paling menoqiol. Penetapan kebijakan pengajaran
pada salah satu bahasa daerall sebagai muatan lokal belum sepenuhnya didasarkan pada
nilai-nilai multikulturalisme, tapi lebih berorientasi pada bahasa daerah etnik mayoritas.
Kebiiakan pengajaran bahasa daerah seperti ini diterapkan di enam SMP negeri yang
diteliti. Hasilnya adalah capaian pengetahuan linguistik bahasa daerah tertentu lebih
banyak daripada repertoire komunikatifrrya. Siswa efirik mayoritas hanya memperoleh
kompetensi di dalam bahasanya sendiri, tetapi tidak memperoleh kompetensi bahasa etnik
yang lain. Sebaliknya etnik minoritas tidak memperoleh kompetensi bahasanya tetapi
memperoleh kompetensi bahasa etnik mayoritas. Keuntungan etnik minoritas dengan
kompetensi bahasa yang diperolehnya dapat menjalankan peran sosialnya di tengah pergaulan etnik mayoritas. Efek negatifnya adalah mereka tidak dapat
mengembangkan bahasa dan kebudayaannya sendiri. Di samping itu, identitas keetnikan
mereka akan terkikis oleh dominasi etnik mayoritas. Sekolah terkesan melakukan upaya
"Jawanisasi", 'Maduranisasi", atau "Usingisasi" secara formal terhadap para siswa yang
beretnik lain.
Collections
- LRR-Hibah Bersaing [348]