UJI KEMAMPUAN MINYAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO
Abstract
Infeksi Staphylococcus aureus masih menjadi perhatian di bidang
kedokteran. Hal ini disebabkan oleh karena tingginya tingkat morbiditas dan
mortalitas pada infeksi S. aureus. Di Amerika dari 94.000 kasus infeksi yang ada,
sekitar 18.650 mengalami kematian akibat infeksi S. aureus. Infeksi S. aureus
mencapai 70% di Asia pada tahun 2007 dan di Indonesia pada tahun 2006
mencapai 23,5%. S. aureus merupakan flora normal pada kulit dan selaput lendir
manusia, namun ketika kulit tersebut rusak atau terbuka karena beberapa alasan,
maka bakteri dapat masuk melalui luka dan menyebabkan infeksi. Infeksi S.
aureus juga dapat menyebabkan penyakit yang serius dan mengancam jiwa bila
sampai masuk dalam aliran darah, misalnya pneumonia, meningitis, endokarditis,
dan sepsis. Beberapa tahun terakhir S. aureus menunjukkan resistensi terhadap
antibiotik yang biasa digunakan. Banyaknya resistensi antibiotik terhadap S.
aureus ini, maka diperlukan suatu pengembangan inovasi baru mengenai obat
alternatif yang memanfaatkan obat herbal sebagai antibiotik salah satunya adalah
minyak jintan hitam yang mengandung banyak zat aktif, diantaranya adalah
Thymoquinone, Thymohydroquinone dan Tannin yang terbukti memiliki aktivitas
antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan minyak jintan
hitam dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan kadar hambat
minimum (KHM) minyak jintan hitam terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus.
Jenis penelitian yang digunakan adalah True Experimental Design dengan
rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design. Sampel yang
digunakan adalah bakteri S. aureus yang ditanam dalam agar Mueller Hinton yang
kemudian diberi perlakuan dengan minyak jintan hitam dengan beberapa
konsentrasi. Konsentrasi larutan uji yang digunakan adalah minyak jintan hitam
dengan konsentrasi 0,39% v/v; 0,78% v/v; 1,56% v/v; 3,12% v/v; 6,25% v/v;
12,5% v/v; 25% v/v; 50% v/v sedangkan kontrol negatif adalah NaCMC 0,5% dan
kontrol positif adalah suspensi sefaleksin.
Data yang diperoleh adalah diameter zona hambat pertumbuhan bakteri S.
aureus pada media Mueller Hinton tiap konsentrasi 0,39% v/v; 0,78% v/v; 1,56%
v/v; 3,12% v/v; 6,25% v/v; 12,5% v/v; 25% v/v; 50% v/v berturut-turut yaitu 0,76
cm; 0,76 cm; 0,76 cm; 0,81 cm; 0,90 cm; 1,05 cm; 1,22 cm; 1,52 cm. Data
kemudian dianalisis dengan uji normalitas Kolmogorov Smirnov, kemudian
dilanjutkan dengan uji homogenitas Levene. Analisis data untuk membuktikan
adanya aktivitas antibakteri ialah menggunakan uji Kruskal-Wallis, karena varians
data tidak homogen. Uji selanjutnya adalah uji regresi linier untuk menentukan
persamaan garis regresi, sehingga didapatkan nilai KHM kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak jintan hitam mempunyai
kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus secara in vitro. Hal ini
ditunjukkan dengan terbentuknya diameter zona hambat pada media Mueller
Hinton. Semakin tinggi konsentrasi minyak jintan hitam maka kemampuan
menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus semakin besar. Minyak jintan hitam
memiliki Kadar Hambat Minimum (KHM) terhadap pertumbuhan S. aureus
secara kualitatif sebesar 3,12% v/v dan secara kuantitatif menggunakan Uji
Regresi Linier didapatkan KHM sebesar 1,056% v/v.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]