dc.description.abstract | Lengkuas merupakan salah satu tanaman yang telah lama dikenal di
Indonesia sebagai tanaman obat. Ada dua jenis lengkuas, yaitu lengkuas merah
dan lengkuas putih. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa didalam rimpang
lengkuas putih terdapat beberapa senyawa yang diduga mampu bekerja sebagai
antijamur, senyawa tersebut adalah terpenoid, alkaloid, flavonoid turunan
quercetin, tanin, eugenol dan saponin. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
ekstrak rimpang lengkuas putih mempunyai efek hambatan terhadap pertumbuhan
Candida albicans.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) adanya efek
hambatan air rebusan rimpang lengkuas putih (A. galanga) terhadap pertumbuhan
jamur M. furfur secara in vitro, (2) Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) air
rebusan rimpang lengkuas putih terhadap M. furfur. Jenis penelitian yang
digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan rancangan penelitian
Posttest Only Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah jamur M.
furfur, dengan jumlah pengulangan 5 kali. Konsentrasi larutan uji yang digunakan
adalah air rebusan rimpang lengkuas putih (A. galanga) dengan konsentrasi
3,12%; 6,25%; 12,5%; 25%; 50%; dan 100%, sedangkan kontrol negatifnya
adalah aquades dan kontrol positifnya adalah suspensi ketoconazole 2%.
Data yang diperoleh adalah diameter zona hambat pertumbuhan jamur
M. furfur pada media Sabaraud Dextrose Agar (SDA) dengan olive oil. Pada
penelitian didapatkan rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan jamur M.
furfur pada media SDA dengan olive oil tiap konsentrasi 3,12%; 6,25%; 12,5%;
25%; 50%; dan 100% berturut-turut yaitu 7,00 mm; 7,00 mm; 13,75 mm; 18,26
mm; 20,69; dan 21,19 mm. Data kemudian dianalisis dengan uji One Way
ANOVA. Hasil analisis dengan One Way ANOVA menunjukkan adanya
perbedaan yang bermakna pada berbagai tingkat konsentrasi air rebusan rimpang
lengkuas putih terhadap pertumbuhan jamur M. furfur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air rebusan rimpang lengkuas putih
mempunyai efek hambatan terhadap pertumbuhan M. furfur secara in vitro. Hal
ini ditunjukkan dengan terbentuknya diameter zona hambat pada media SDA
dengan olive oil. Semakin tinggi konsentrasi air rebusan rimpang lengkuas putih
maka daya hambat terhadap pertumbuhan M. furfur semakin besar. Selain itu, air
rebusan rimpang lengkuas putih memiliki Konsentrasi Hambat Minimal (KHM)
terhadap pertumbuhan M. furfur secara kualitatif sebesar 12,5%, sedangkan secara
kuantitatif menggunakan Metode Regresi Linear didapatkan KHM sebesar 7,99%. | en_US |