Industri Kecil Batu Bata di Desa Sumberwaru Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember
Date
2012-12-28Author
Akhmad Hasanuddin
Dewi Junita Koesoemawati
M. Nurkoyin Kustanto
Metadata
Show full item recordAbstract
UD. Al Barokah dan UKM Batu Bata (UKM Santosa)adalah salah satu industri batu bata yang ada di Jember. UD. Al-Barokah milik bapak H. Wahdi di desa Sumberwaru Kecamatan Sukowono dimulai sejak tahun 2003 dan merupakan salah satu dari beberapa industri batu bata yang ada di Kabupaten Jember. Ada 5 (lima) UKM batu bata yang ada dalam binaan bapak H. Wahdi. Salah satu UKM yang dilibatkan dalam kegiatan program IbM adalah UKM Santosa. Produksi batu bata milik bapak H. Wahdi menghasilkan 6.000 s/d 10.000 biji-per-hari. Harga jual di tempat produksi batu bata adalah 200 ribu s/d 250 ribu per-1000 biji. Selain usaha batu bata, UD. Al Barokah juga membuat kompos dari kotoran hewan untuk dijual dan dimanfaatkan sebagai pupuk dengan skala produksinya masih kecil. Potensi limbah kotoran hewan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi industri yang ramah lingkungan yang bias dimanfaatkan untuk mendukung industri batu bata. Kendala yang dialami dalam mengelola industri batu bata adalah keterbatasan produksi yang disebabkan alat yang digunakan masih konvensional, sehingga dengan tenaga yang terbatas maka hasil produksi terbatas pula. Di sisi lain permintaan pasar sangat tinggi, sehingga produksi batu bata UD. Al Barokah tidak dapat mengimbangi permintaan pasar. Oleh karena itu perlu diadakan kegiatan IbM untuk mengatasi kendala diatas. Adapun tujuan kegiatan ini lebih menekankan pada upaya memperkuat usaha nilai tambah produksi melalui peningkatan life skill dan teknologi tepat guna, sehingga dapat didayagunakan untuk mencapai kesejahteraan sosial secara berkelanjutan. Tujuan umum kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan dan meningkatkan life skill SDM UKM Batu Bata dengan memanfaatkan teknologi tepat bahan baku batu bata dan rancangan teknologi tepat guna untuk alat cetak batu bata ramah lingkungan.
2. Meningkatkan life skill SDM UKM batu bata dengan memanfaatkan teknologi tepat guna.
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku batu bata dan mempercepat proses produksi.
Pada saat ini kegiatan yang sudah dilakukan adalah survey lapangan, pengujian karakteristik batu bata, pembuatan alat pencetak batu bata serta pelatihan produksi. Seluruh kegiatan tersebut sudah menyerap 100 % dari dana yang dianggarkan.