PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENGGUNAKAN DONGENG (Story Telling) DAN BERMAIN PERAN (Role Playing) PADA ANAK USIA 7 – 11 TAHUN
Abstract
Pencegahan penyakit gigi dan mulut di Indonesia, masih merupakan
permasalahan yang belum terpecahkan. Pemerintah Indonesia mengupayakan usaha
peningkatan pengetahuan kesehatan gigi anak usia sekolah dasar sejak tahun 1951
melalui UKGS (Hariyani et al, 2008:80). Pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada
anak – anak merupakan suatu usaha yang secara emosional akan menghilangkan rasa
takut, menumbuhkan rasa ingin tahu, mau mengamati dan akhirnya secara fisik akan
melakukan aktivitas sedemikian rupa sehingga baik untuk kesehatan pribadi (Stoll
dalam Riyanti dan Saptiari, 2011:6).
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut dipengaruhi banyak faktor. Salah satu
faktor yang mempengaruhi adalah faktor metode (Notoatmodjo, 2005:286).
Penyuluhan dengan bermain lebih dipilih sebagai metode penyuluhan bagi anak-anak,
khususnya anak sekolah dasar. Rusli (2003:6) menyatakan bahwa metode penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut pada anak – anak lebih berhasil jika dilakukan dengan
proses belajar dan bermain.
Permainan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa
mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi,
memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak (Sudono, 2000:1).
Permainan yang dapat dipilih sebagai metode penyuluhan antara lain dongeng dan
bermain peran. Dongeng adalah metode bercerita yang menuturkan perbuatan dari
kisah fiktif atau nyata menjadi suatu alur dengan pesan moral (Mawardi, 2006:88)
Bermain peran adalah jenis permainan yang dilakukan oleh beberapa anak untuk
9
memainkan lakon tertentu atau mendramatisasi cara tingkah laku di dalam hubungan
sosial dengan membagi peran kepada masing-masing pemain (Surya, 2010:120).
Penelitian dilaksanakan di SDN Baratan 03 Kecamatan Patrang Kabupaten
Jember. Tujuan penelitian adalah mencari perbedaan efektivitas dari dua metode
penyuluhan yang digunakan. Jenis penelitian adalah cross sectional. Data hasil
pengisian kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan selanjutnya dianalisis
menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test dan Mann Whitney Test.
Hasil pengolahan data menunjukkan tidak ada perbedaan antara metode
dongeng dan bermain peran dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Perbedaan
ditunjukkan dari hasil uji Mann Whitney yang mempunyai nilai p 0,202 (lebih besar
dari 0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan
efektifitas pada penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan metode
dongeng dan bermain peran.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2086]