UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas cv. Ayamurasaki) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Abstract
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolisme
karbohidrat yang ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan
abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein karena penurunan sekresi
insulin, penurunan sensitivitas insulin, atau keduanya dan menyebabkan komplikasi
kronis mikrovaskular dan makrovaskular. Di Indonesia, jumlah penderita DM dari
tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Terapi DM dengan insulin dalam
jangka waktu yang lama dapat menyebabkan resistensi. Selain menggunakan obat
oral antidiabetes, banyak pula di antara penderita yang berusaha mengendalikan
kadar glukosa darahnya dengan cara tradisional menggunakan bahan alam. Salah
satunya adalah tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas).
Dibandingkan jenis ubi jalar lain, ubi jalar ungu (Ipomoea batatas cv.
Ayamurasaki) memiliki keunggulan yaitu pigmen antosianin yang kadarnya lebih
tinggi. Antosianin pada ubi jalar ungu memiliki fungsi antihiperglikemia. Tujuan
penelitian ini adalah (1) membuktikan bahwa ekstrak etanol ubi jalar ungu dapat
digunakan sebagai antidiabetes pada mencit yang diinduksi aloksan, (2) mengetahui
dosis ekstrak etanol ubi jalar ungu dari ketiga peringkat dosis yang diuji yang
menunjukkan aktivitas antidiabetes paling kuat, (3) mengetahui efek antidiabetes
ekstrak etanol ubi jalar ungu jika dibandingkan dengan kontrol positif.
Jenis penelitian eksperimental pada penelitian ini adalah true experimental
laboratories. Rancangan penelitian yang digunakan adalah The Pretest and Posttest
Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah mencit jantan galur Balb-C.
Pemilihan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling yang kemudian
dibagi menjadi lima kelompok. Prosedur pengujian ini menggunakan metode induksi
aloksan. Hewan coba dikatakan diabetes jika kadar glukosa darahnya lebih dari
176,0 mg/dL. Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan alat GlucoDrTM blood
glucose meter AGM-2100.
Hasil analisis data menggunakan one way anova dengan taraf kepercayaan
95% dan dilanjutkan dengan uji Least Significant Different (LSD) menunjukkan
adanya perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif terhadap kelompok
kontrol positif; dosis 200 mg/kg BB; dosis 400 mg/kg BB. Sedangkan antara
kelompok kontrol negatif dengan kelompok dosis 100 tidak terdapat perbedaan
bermakna. Kelompok dosis 100 mg/kg BB memiliki perbedaan bermakna dengan
kelompok dosis 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB. Kelompok kontrol positif tidak
memiliki perbedaan bermakna terhadap 3 kelompok dosis. Meskipun demikian,
persentase penurunan kadar glukosa darah terbesar dihasilkan oleh kelompok dosis
200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB, dengan masing-masing rata-rata sebesar 50,48%
dan 50,23%.
Antosianin dan antosianidin berpengaruh terhadap sekresi insulin dari sel β
pankreas postprandial. Jumlah gugus hidroksil pada cincin B antosianin diduga
memainkan peran penting dalam kemampuannya mensekresi insulin. Sumber lain
menyebutkan, pemberian antosianin dapat mencegah kenaikan kadar glukosa darah
dan meningkatkan sensitivitas insulin melalui penurunan regulasi retinol binding
protein 4 (RBP4). Antosianin bekerja dengan cara menetralkan enzim yang dapat
menghancurkan jaringan kolagen, sifat antioksidannya melindungi jaringan kolagen
dari radikal bebas serta memperbaiki protein yang rusak pada dinding pembuluh
darah sehingga dapat mencegah komplikasi DM.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1490]