dc.description.abstract | Penyakit gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan masyarakat baik di negara maju maupun negara berkembang. Berdasarkan hasil studi morbiditas SKRT-Suskernas 2004 menunjukkan bahwa penyakit gigi dan mulut menduduki peringkat pertama dan lebih sering terjadi pada anak – anak yaitu 66, 18 %. Pemerintah melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) berupaya untuk menurunkan prevalensi penyakit gigi dan mulut. Program UKGS ini merupakan upaya preventif penyakit gigi dan mulut seperti melalui penyuluhan, penambalan gigi dan pencabutan gigi sulung yang goyang. Akan tetapi, program ini masih kurang optimal. Unit Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan jantung sekolah guna memelihara dan meningkatkan kesehatan siswa – siswi, terutama kesehatan gigi dan mulut. Dengan kurang optimalnya fungsi UKS dan tidak adanya sistem pencatatan serta pelaporan kesehatan gigi dan mulut, mengakibatkan angka penyakit gigi dan mulut masih tinggi dan tidak adanya komunikasi antara sekolah, program pemerintah melalui UKGS dan orang tua. Kelompok Unit Kesehatan Sekolah ”SDN Baletbaru 1” dan ”SDN Baletbaru 2” menyadari hal ini, mereka sebetulnya ingin mengoptimalisasi fungsi UKS dan menjalin hubungan yang harmonis antara orang tua, sekolah dan pemerintah, tapi salah satu kendala yang mereka hadapi adalah pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dan jadwal kunjungan dokter gigi dalam rangka UKGS terbatas.
Tujuan dari pelaksanaan IbM Kelompok Unit Kesehatan Sekolah SDN Baletbaru 1 dan 2 Sukowono Kabupaten Jember yaitu menurunkan angka penyakit karies dan periodontal di SDN Baletbaru 1 dan Baletbaru 2 Sukowono dan mengoptimalkan fungsi Unit Kesehatan Sekolah sebagai sarana untuk pola hidup bersih sehat terutama kesehatan gigi dan mulut. Sasaran untuk kader dokter gigi kecil adalah guru pembina dan penanggung jawab Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan perwakilan siswa dari kelas IV, V dan VI. Sasaran untuk seluruh kegiatan peningkatan kesehatan gigi dan mulut adalah seluruh siswa dari kelas I sampai kelas VI.
Pelaksanaan Kegiatan IbM ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai dengan Desember 2012 di SDN Baletbaru 1 dan Baletbaru 2 Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember. Adapun rangkaian kegiatan pelasanaan IbM adalah Survei Lapang yaitu penulusuran data ke Puskesmas Sukowono tentang jangkauan kegiatan Usaha Kesehatan Gigi sekolah (UKGS) dan melihat kondisi Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Rapat Koordinasi Tim IbM dan Perancangan Desain guna mencari solusi permasalahan mitra. Produk yang ditawarkan meliputi KMGS, kartu gigi sehat, surat rujukan dan kader dokter gigi kecil. Pelatihan Dokter Gigi Kecil dilaksanakan setiap hari sabtu mulai tanggal 15 September sampai dengan 13 Oktober 2012 dan tempatnya bergantian di SDN Baletbaru 1 dan Baletbaru 2. Kegiatan pelatihan ini sebanyak 5 kali pertemuan. Semua kegiatan IbM, tim IbM dibantu oleh 4 orang mahasiswa, kecuali pertemuan keenam tim IbM dibantu oleh 12 mahasiswa. Kegiatan pelatihan diikuti oleh 14 orang dari kedua mitra, dengan rincian 12 orang siswa dan 2 orang guru penanggung jawab UKS mitra.
Metode pelaksanaan kegiatan IbM yaitu dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan evaluasi. Metode ceramah dilakukan pada saat pemberian materi dengan menggunakan handout materi, poster dan alat perga berupa phantom. Metode tanya jawab dilakukan di sela-sela pemberian materi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui respon kader dokter gigi kecil terhadap materi yang diberikan. Metode evaluasi dilakukan pada awal dan akhir pelatihan.
Kegiatan IbM berjalan dengan lancar dan sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Kegiatan IbM menunjukkan beberpa hasil pemeriksaan yaitu indeks karies di kedua mitra masih cukup tinggi dan tingkat pengetahuan dan sikap siswa siswi yang cukup bagus tentang kesehatan gigi dan mulut, walaupun tindakan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut masih rendah. Hal ini disebabkan perubahan perilaku tidak dapat dilihat dalam waktu yang singkat, tetapi butuh waktu yang lama. Selain itu, perlu perhatian khusus dan kerja sama dari orang tua dan puskesmas.
Kader dokter gigi kecil mempunyai antusiasisme dan respon yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan siswa kader dokter gigi kecil mampu melakukan pemeriksaan anatar teman dan melakukan penyuluhan dengan alat peraga yang disediakan. Selain itu, dalam kegiatan ini terbentuknya kader dokter gigi kecil UKS yang terampil melakukan pemeriksaan gigi dan pencatatan rekam medik dan optimalisasi fungsi KMGS sebagai alat rekam medik.
Kegiatan ini masih perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk memonitoring keberhasilan kegiatan IbM dalam jangka panjang yang ditunjukkan masih hidupnya UKS, menurunnya prevalensi karies dan penyakit periodontal, serta meningkatnya perilaku hidup sehat dari siswa siswi kedua mitra. | en_US |