Show simple item record

dc.contributor.authorLUSYANA DEWI
dc.date.accessioned2014-01-29T21:43:14Z
dc.date.available2014-01-29T21:43:14Z
dc.date.issued2014-01-29
dc.identifier.nimNIM030910301290
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/27307
dc.description.abstractKeluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Hubungan antar keluarga dijiwai oleh suasana kasih sayang dan rasa tanggung jawab. Fungsi keluarga ialah memelihara, merawat dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Keluarga sebagai lingkungan sosial pertama yang memberikan pengaruh sangat besar bagi tumbuh kembang anak. Dengan kata lain. Secara ideal perkembangan anak akan optimal apabila mereka berada dalam suatu keluarga sejahtera. Tentu saja keluarga sejahtera yang dimaksud adalah keluarga yang mencerminkan suasana saling mengasihi sebagai norma dasar terwujudnya keharmonisan kehidupan keluarga yang didukung oleh kelayakan kehidupan sosial ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidup Namun pada kenyataannya, tidak semua kelurga dapat memenuhi gambaran ideal tersebut, hal ini dapat dilihat dari masyarakat desa. Gambaran keluarga ideal belum nampak pada sebagian besar masyarakat desa karena pada umumnya keluarga di pedesaan hidup dari sektor pertanian. Kita ketahui bahwa keluarga petani khususnya buruh tani merupakan salah satu lapisan yang berat kehidupannya. Dengan penghasilan yang minim dan tergantung irama musim, sulit bagi keluarga buruh tani dan petani yang mempunyai lahan sempit untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarganya dengan baik. Melihat di daerah pedesaan, kehidupan buruh tani umumnya tidak berubah. Kebutuhan sehari-hari keluarga buruh tani sebagian besar dipenuhi dari sedikit uang hasil kerjanya sebagai buruh tani. Pendapatan yang diperoleh juga sangat terbatas, tidak bisa dipastikan dan hanya berkutat untuk memenuhi kebutuhan primer. Keluarga merupakan cerminan kehidupan seseorang dalam masyarakat dan merupakan unit terkecil kelompok masyarakat. Anggota keluarga seperti hal seorang Anak akan di arahkan oleh orang tua mereka kepada hal-hal terkecil. Maka dari itu, pendidikan dimulai dari keluarga seperti yang diungkapkan oleh Setiawan (2006:16), bahwa: Pendidikan dimulai sejak 25 tahun sebelum kelahiran. Pandangan ini perlu dijadikan landasan orientasi pendidikan dalam membangun sebuah keluarga. Artinya, dalam rangka membangun kehidupan rumah tangga, seharusnya kedua belah pihak, yaitu pihak calon suami dan istri, dipandang perlu mempersiapkan pengetahuan kependidikan untuk anak-anaknya kelak secara memadai. Dengan demikian, dapat diharapkan mereka menyadari arti, posisi, dan fungsi pendidikan dalam membangun sebuah keluarga serta kesejahteraan anak sebagai salah satu anggota keluarga.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries030910301290;
dc.subjectPENDAPATAN ORANG TUAen_US
dc.titleHUBUNGAN PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN ANAK (Studi Deskriptif di Desa Paleran Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record