PENGGUNAAN METODE POTENSIOMETRI DAN SPEKTROMETRI UNTUK MENGUKUR KADAR SPESI NITROGEN (Nitrat: NO dan Amonium: NH 4 + ) DALAM TANAH PERTANIAN DENGAN TIGA EKSTRAKTAN 3 -
Abstract
Unsur hara merupakan zat-zat penting yang tersedia dialam yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Nitrogen merupakan salah satu unsur hara
penting yang dibutuhkan tanaman. Defisiensi nitrogen akan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, dimana pada pohon berbuah, rontoknya daun yang terlalu
awal, kematian tunas-tunas lateral, rangkaian buah yang kurang baik dan
perkembangan buah yang tidak biasa merupakan tanda-tanda defisiensi nitrogen.
Kandungan nitrat dan amonium dalam tanah banyak dilakukan dengan
menggunakan metode spekrofotometri. Metode potensiometri merupakan salah satu
metode yang banyak digunakan untuk menentukan kandungan ion-ion tertentu di
dalam suatu larutan, namum belum banyak diterapkan untuk analisis pada sampel
tanah. Metode potensiometri berdasarkan ion selective electrode (ISE) memiliki
selektivitas, sensitifitas, keakuratan, dan ketepatan yang relative besar. Elektroda
selektif ion nitrat dan amonium selektif terhadap ion nitrat dan amonium sehingga
dapat digunakan untuk mendeteksi ion-ion tersebut secara potensiometri. Oleh karena
itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari metode alternatif baru yang lebih
efisien untuk dapat digunakan mengukur kandungan hara pada tanah khususnya
Nitrat dan Amonium yaitu dengan metode potensiometri berdasarkan ion selektive
electrode (ISE). Penentuan ekstraktan optimum dilakukan untuk mendapatkan hasil
yang terbaik dengan variasi jenis ekstraktan yaitu (KCl, CaSO
4
dan CaCl
). Dan
untuk mengetahui kelayakan metode ini maka hasil penelitian dibandingkan dengan
metode lain yaitu spektrofotometri.
2
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris, menggunakan
sampel tanah dari 3 jenis lokasi berbeda-beda pada masing-masing unsur nitrat dan
ammonium. Pada hasil penelitian terlihat bahwa ekstraktan optimum baik untuk nitrat
maupun amonium yaitu CaCl
karena nilai beda potensial yang dihasilkan lebih tinggi
daripada laiinya. Nilai beda potensial CaCl
2
bisa lebih tinggi dari ektraktan lainnya
karena CaCl
2
2
mudah terionisasi. Sedangkan untuk variasi waktu tidak memiliki
perbedaan yang signifikan sehingga dipilih waktu yang terendah dengan
pertimbangan efisiensi waktu.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah kedua metode berbeda
signifikan, dimana hasil konsentrasi yang didapat berbeda dan tidak memiliki trend
yang sama. Hal ini juga dibuktikan dengan uji-t, dimana nilai dari t-hitung lebih besar
dari t-tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua metode tersebut berbeda
signifikan. Namun untuk pengukuran amonium menggunakan ekstraktan jenis air,
kedua metode ini tidak berbeda signifikan. Sedangkan untuk uji karakteristik
diperoleh linier range 0.9831 dan 0.9959 untuk nitrat dan amonium. Sensitifitas
sebesar 47.716 mV/dec untuk nitrat dan 51.015 untuk amonium. Limit deteksi
sebesar 0.73 untuk nitrat dan 0.14 untuk amonium. Reprodusibilitas elektroda nitrat
maupun amonium cukup baik karena setiap kali melakukan pengulangan, kesalahan
yang dihasilkan kurang dari 5%.