PENGEMBANGAN PATI SINGKONG (Amilum Manihot) – AVICEL PH 101 – PVP K30 SEBAGAI CO-PROCESS EXCIPIENT TABLET CETAK LANGSUNG VITAMIN C
Abstract
Pengembangan bahan baru sebagai excipient tablet dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Namun belum tentu hasilnya sesuai untuk bahan pengisi tablet cetak
langsung yang sekarang ini banyak diminati. Salah satu cara untuk mendapatkan
bahan pengisi yang cocok untuk tablet cetak langsung yaitu co-process. Co-process
merupakan cara untuk mendapatkan excipient baru dengan mengkombinasikan dua
atau lebih bahan yang sudah ada dengan metode yang sesuai. Kombinasi bahan-bahan
yang dipilih akan saling melengkapi satu sama lain untuk menutupi sifat-sifat yang
tidak diinginkan.
Pati singkong (Amilum manihot) adalah polimer karbohidrat yang dapat
digunakan sebagai pengisi tablet dikombinasikan dengan Avicel PH 101 dan PVP K30
diharapkan dapat saling melengkapi dan dapat menutupi kekurangan dari masingmasing
bahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mutu
granul co-process excipient pati singkong, Avicel PH 101 dan PVP K30 pada berbagai
perbandingan serta mutu tablet cetak langsung yang dihasilkan dengan menggunakan
bahan pengisi co-process excipient tersebut. Bahan aktif yang digunakan sebagai
model obat adalah vitamin C.
Pada percobaan tahap pertama dilakukan pembuatan granul co-process
excipient pada berbagai perbandingan dengan menggunakan metode granulasi basah.
Granul yang didapatkan selanjutnya diuji mutu granul antara lain diuji sudut diam
dan kecepatan alir, distribusi ukuran partikel, kompresibilitas granul dan kadar lembab granul. Pada pengujian sudut diam granul, semua formula menunjukkan sifat
alir agak baik yaitu pada F I= 31,87° ± 0,72; F II= 31,73° ± 0,96; F III= 31,23° ±
0,49 dan F IV= 30,67° ± 1,85. Hasil pengujian kompresibilitas granul pada F I=
15,67% ± 3,16 dan F II= 15,27% ± 3,95. Hasil dari kedua formula ini dapat
dikategorikan memiliki kemampuan alir baik. Sedangkan pada F III= 13,69% ± 5,62
dan F IV= 11,38% ± 7,56 dapat dikategorikan memiliki kemampuan alir sangat baik.
Sedangkan untuk pengujian kadar lembab granul semua formula memenuhi syarat
yaitu F I= 3,97% ± 1,92; F II= 4,06% ± 2,56; F III= 4,28% ± 0,67 dan F IV= 4,5% ±
1,11.
Percobaan tahap kedua yaitu memformulasi tablet vitamin C dengan bahan
pengisi co-process untuk mengetahui mutu fisik tablet. Formulasi tablet vitamin C
dibuat dengan metode cetak langsung, yang selanjutnya dilakukan beberapa
pengujian. Hasil uji kekerasan tablet pada F I= 4,64 kP ± 7,11; F II= 4,69 kP ± 5,33;
F III= 4,93 kP ± 4,06 dan F IV= 5,43 kP ± 4,42. Sedangkan hasil uji kerapuhan tablet
pada F I= 0,7% ± 2,19; F II= 0,67% ± 3,77; F III= 0,54% ± 17,49 dan F IV= 0,46%
± 15,79. Dan hasil uji waktu hancur tablet pada F I= 1,28 ± 1,6 menit; F II = 2,35 ±
3,7 menit; F III= 3,51 ± 1,3 menit dan F IV= 12,16 ± 4,3 menit. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa semua formula tablet telah memenuhi persyaratan mutu tablet yang
baik.
Penelitian lebih lanjut yang diperlukan adalah dengan mengkombinasikan
bahan yang lain dan bahan aktif atau model obat yang berbeda untuk menghasilkan
mutu tablet cetak langsung yang baik.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]