EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL ROUND TABLE DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM POSING DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH PADA SISWA KELAS X-4 SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 1 ARJASA-JEMBER TAHUN PEMBELAJARAN 2006/2007
Abstract
Model Pembelajaran Round Table dan Metode Problem Posing adalah
kegiatan belajar mengajar secara kelompok kecil di mana meja disusun dengan
formasi bundar atau melingkar, setiap kelompok diberikan soal buatan guru untuk
dikerjakan oleh kelompok di meja masing-masing. Setelah itu setiap kelompok
merumuskan soal baru yang mirip dengan soal buatan guru dengan taraf kesulitan
yang berbeda, untuk selanjutnya diputar secara berurutan. Dalam hal ini siswa
dituntut untuk membuat pertanyaan berdasarkan informasi yang telah dibuat oleh
guru.
Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana cara
kerja pembelajaran model Round Table dengan menggunakan metode Problem
Posing pada siswa kelas X-4 semester genap di SMA Negeri 1 Arjasa – Jember tahun
pembelajaran 2006/2007. Tujuan selanjutnya adalah mengetahui seberapa besar
efektivitas Pembelajaran model Round Table dengan menggunakan metode Problem
Posing pada siswa kelas X-4 semester genap di SMA Negeri 1 Arjasa – Jember tahun
pembelajaran 2006/2007. Pelaksanaan dari penelitian ini dilakukan pada tanggal 29
Mei 2007 sampai dengan tanggal 19 Juni 2007. Penelitian ini menggunakan metode
purposive area yaitu di SMA Negeri 1 Arjasa – Jember pada siswa kelas X-4
semester genap tahun pembelajaran 2006/2007. metode pengumpulan data dilakukan
dengan metode observasi, metode ceramah dan metode tes. Dari metode observasi ini
diketahui bahwa siswa kelas X-4 lebih wajib diberikan model pembelajaran Round
Table dengan menggunakan metode Problem Posing karena dari hasil observasi awal nilia yang diperoleh oleh siswa tersebut dianggap lebih kecil dari kelas lain dan kelas
tersebut dianggap tidak mengalami ketuntasan nilai belajar. Dari hasil wawancara
diperoleh informasi baik dari guru mata pelajaran ataupun siswa bahwa pembelajaran
ini sangat menyenagkan karena siswa lebih aktif dan nilai yang dicapai bisa
meningkat. Sedangkan pada metode tes nilai yang diperoleh siswa meningkat.
Cara Kerja pembelajaran ini adalah Guru membentuk siswa dalam 7
kelompok kecil dimana masing-masing kelompok terdiri atas 5-6 anggota. Setiap
kelompok diberi soal buatan guru untuk dikerjakan dalam 1 lembar kertas, setelah
selesai mengerjakan masing-masing kelompok harus merumuskan soal baru dan soal
buatan guru serta buatan kelompok diserahkan pada kelompok berikutnya secara
berurutan hingga selesai. Setelah selesai melakukan kegiatan tersebut guru
mengevaluasi pekerjaan dari masing-masing kelompok. Guru juga memberikan
perhargaan pada kelompok ataupun individu yang dianggap lebih baik. Penghargaan
terbaik kelompok diberikan pada kelompok I dan Kelompok IV. Penghargaan pada
individu diberikan pada Prio Latiful Anwar, karena kelompok tersebut dianggap
memiliki nilai yang lebih baik dan kelompok tersebut memiliki kemampuan
menjawab lebih cepat dari kelompok lain dengan hasil yang memuaskan. Sedangkan
pada individu siswa adalah dia dianggap lebih aktif dalam KBM dan nilai yang
dimilikinya lebih bagus dari teman yang lain. Dalam pembelajaran Model Round
Table dengan menggunakan Metode Problem Posing merupakan pembelajaran yang
interaktif dimana siswa dituntut lebih aktif dalam bekerja kelompok untuk menjawab
soal buatan guru dan membuat soal baru serta menjawab soal dari kelompok lain
Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperoleh harga thitung = 26, 903937,
pada tabel distribusi t pada taraf signifikan 5 % dengan db 39 diperoleh harga ttabel =
2,021dari hasil diatas diperoleh bahwa thitung lebih besar dari ttabel sehingga hipotesis
nihil ( Ho ) diterima dan Hipotesis Alternatif ( Ha ) ditolak. Jadi ada perbedaan yang
signifikan antara tes awal dan tes akhir pada pembelajaran Model Round Table
dengan menggunakan Metode Problem Posing.Pada uji efektivitas nilai yang diperoleh adalah nilai rata-rata pre-test sebesar
59,07, nilai rata-rata post-test 1 sebesar 79,07, nilai rata-rata post-test 2 sebesar 80,07.
Tingkat ketuntasan siswa secara keseluruhan dari hasil pre-test ke post-test I dan post
test 2 adalah 89,74 %. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran
Model Round Table dan Metode Problem Posing cukup efektif digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran sejarah karena hasil belajar yang
didapat oleh siswa mengalami peningkatan