dc.description.abstract | Upaya pencegahan pencemaran logam berat ke dalam lingkungan sehingga
proses pengontrolan dan analisa limbah menjadi kegiatan rutin saat ini. Karena
kehadiran logam berat seperti tembaga, timbal, merkuri, kadmium, dan kromium
dalam air yang melebihi ambang batas menimbulkan beberapa masalah kesehatan dan
menyebabkan timbulnya penyakit akibat keracunan tembaga seperti penyakit Wilson
dan Menkes. Analisis keberadaan logam berat dengan menggunakan AAS
(Absorption Analysis Spectrometry) dan ICP (Inductively Coupled Plasma) sudah
banyak dilakukan namun memerlukan biaya yang cukup besar. Sehingga perlu
adanya penelitian yang mengarah pada penyederhanaan teknik dan instrumen
analisis dengan biaya analisis yang lebih murah.
Senyawa 22,17-bis(sianopropiloksi)-26,28-dihidroksi-p-nitrokaliks[4]arena
adalah salah satu senyawa turunan kaliks[4]arena yang mampu membentuk ikatan
koordinasi dengan ion logam transisi. Hal ini disebabkan karena senyawa turunan
kaliks[4]arena tersebut memiliki 2 gugus siano yang masing-masing memiliki satu
pasang elektron bebas sehingga senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai ligan
bidentat (chelating agent). Adapun reaksi pembentukan ikatan koordinasi bersifat
reversibel sehingga hal ini digunakan sebagai acuan untuk menggunakan metode
analisis potensiometri dalam penelitian
Tujuan penelitian aplikasi senyawa turunan kaliks[4]arena (22,17-
bis(sianopropiloksi)-26,28-dihidroksi-p-nitrokaliks[4]arena) untuk elektroda selektif
ion tembaga II (Cu2+) berbasis potensiometri adalah untuk mengetahui apakah
senyawa turunan kaliks[4]arena dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam elektroda selektif ion dan untuk mengetahui bagaimana karakteristik (linier range, waktu
respon, limit deteksi, repeatabilitas dan life time) elektroda selektif ion (ESI) tersebut.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Peralatan yang
digunakan meliputi peralatan gelas, non gelas, dan instrumen. Peralatan gelas
sebagian besar dibuat oleh Pyrex Iwaki Glass dan Duran Schott. Instrumen yang
digunakan meliputi neraca analitik O-HAUS Pioneer, stirer magnetik, dan pH meter
Jenway 3320. Bahan-bahan yang digunakan antra lain AgNO3(s), Cu(NO3)2·3H2O(s),
Pb(NO3)2(s), grafit pensil 2B, Na2HPO4·2H2O(s), NaH2PO4·H2O(s), epoksi,
aquadimen, senyawa turunan kaliks[4]arena, dan kristal CuSO4·5H2O.
Penelitian terbagi dalam tiga tahap yaitu tahap preparasi, optimasi, dan
karakterisasi. Tahap preparasi meliputi preparasi bahan, pembuatan elektroda
pembanding grafit, dan pembuatan elektroda selektif ion yang diujungnya terdapat
membran epoksi-kaliksaren. Membran epoksi-kaliksaren dibuat dengan perbandingan
massa epoksi : massa senyawa turunan kaliks[4]arena = 3:1. Optimasi pH dilakukan
dengan menggunakan buffer fosfat 5x10-4 M dengan rentang pH 6,5 – 8,5. Sedangkan
tahap karakterisasi meliputi uji linier range, repeatibilitas, limit deteksi, selektivitas,
dan life time elektroda selektif ion.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah elektroda selektif ion grafitepoksi-
kaliksaren dapat mendeteksi keberadaan ion Cu2+ dalam sampel secara
potensiometri dengan pH optimum pada pH 8, linier range konsentrasi Cu(NO3)2
antara 20 ppm - 60 ppm, koefisien korelasi 0,9778, limit deteksi 14,12 ppm, nilai
sensitivitas -102,24 mV/decade. Pengukuran tergolong valid dan repeatable dengan
nilai Kv = 2,87%. Respon elektroda grafit-epoksi-kaliksaren terhadap ion Cu2+ tidak
terpengaruh secara signifikan oleh adanya ion Pb2+ dalam sampel dengan nilai
KCu2+,Pb2+ = 0,96 tetapi terpengaruh secara signifikan oleh keberadaan ion Ag+ dalam
sampel dengan nilai KCu2+,Ag+ = 3292,6, dan life time lebih dari tiga bulan. Elektroda
selektif ion grafit-epoksi-kaliksaren responnya lebih selektif terhadap ion Ag+. | en_US |