dc.description.abstract | Penyakit Demam Berdarah Dengue atau Dengue Haemorrhagic Fever
(DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini ditularkan
dari orang ke orang oleh nyamuk Aedes aegypti. Demam Berdarah Dengue (DBD)
telah menjadi endemis di wilayah Asia dan Amerika, jumlah kasusnya terus
meningkat dan merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di daerah tropis
dan subtropis. Sampai saat ini masih belum ditemukan obat anti virus dengue
yang efektif maupun vaksin yang dapat melindungi diri terhadap infeksi virus
dengue. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan untuk mengurangi
penyebaran DBD. Pemberantasan larva dianggap lebih efektif untuk dilakukan
daripada pemberantasan nyamuk dewasa. Hal ini dikarenakan nyamuk dewasa
bisa terbang dan hidupnya berpindah-pindah, sedangkan larva berada di tempat
perindukan yaitu berada dalam satu tempat yang tergenang air. Pemberantasan
larva dapat dilakukan dengan menaburkan abate 10 mg/100 liter air ke dalam bak
air. Tetapi, air yang ditaburi abate berbau kurang sedap, hal ini merupakan salah
satu kelemahan formulasi abate. Penggunaan abate secara terus menerus juga
dapat menyebabkan resistensi larva nyamuk tingkat sedang. Daun pandan wangi
(Pandanus amaryllifolius Roxb.) mengandung zat-zat yang berfungsi sebagai
insektisida alami antara lain alkaloida, saponin, flavonoid, tanin, dan polifenol.
Penelitian ini menggunakan ekstraksi berkelanjutan yang metode penyariannya
dengan cara perkolasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas
larvasidal ekstrak n-heksana, kloroform dan metanol daun pandan wangi
(Pandanus amaryllifolius Roxb.) terhadap larva Aedes aegypti dan menentukan
nilai LC
50
(Lethal Concentration
) dari tiap-tiap ekstrak.
50
viii
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental laboratoris
(True Experimental Design) dengan post test only control group design.
Penelitian ini dilakukan dengan tiga kali pengulangan. Sampel yang digunakan
adalah larva Aedes aegypti instar III/IV. Ada 3 ekstrak yang digunakan dalam
penelitian ini, dimana masing-masing ekstrak dibagi menjadi 5 perlakuan, yaitu
kelompok A dengan konsentrasi 0,1%, kelompok B dengan konsentrasi 0,2%,
kelompok C dengan konsentrasi 0,4 %, kelompok D dengan konsentrasi 0,8% dan
kelompok K dengan konsentrasi 0%. Tiap perlakuan diberi 15 ekor larva. Hasil
perlakuan diamati setelah 24 jam. Hasil perlakuan dikatakan memiliki efektivitas
jika mampu membunuh larva Aedes aegypti dan dikatakan sebagai konsentrasi
paling optimal jika konsentrasi tersebut memiliki kemampuan membunuh larva
Aedes aegypti paling banyak.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa daun pandan wangi
(Pandanus amaryllifolius Roxb.) memiliki potensi sebagai larvasida Aedes
aegypti. Jumlah larva yang mati setelah terpapar dengan ekstrak daun pandan
wangi menunjukkan hasil yang meningkat setiap kenaikan konsentrasi yang
diberikan. Hasil analisis menggunakan Chi-Square menunjukkan nilai p-value
<0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian ekstrak nheksana,
kloroform dan metanol daun pandan wangi terhadap kematian larva
Aedes aegypti. Hasil analisis menggunakan uji probit menunjukkan bahwa LC
dari ekstrak n-heksana pada 0,742 %, LC
dari ekstrak kloroform pada 0,531%,
sedangkan nilai LC
50
50
dari metanol pada 0,675%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak n-heksana,
kloroform, dan metanol daun pandan wangi berpotensi sebagai larvasida Aedes
aegypti. | en_US |