dc.description.abstract | Masyarakat umum telah mengetahui bahwa ekstrak daun jambu biji memiliki
khasiat sebagai antidiare. Penelitian-penelitian mengenai efek farmakologis daun
jambu biji ini juga telah banyak dilakukan, salah satunya adalah hasil penelitian
Yuniarti (dalam Winarno, 1998), diketahui bahwa rebusan daun jambu biji
mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli
pada kadar 10%, dan dalam kadar 2% mampu menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA
Universitas Jember pada tanggal 18 Agustus 2010 sampai 20 Oktober 2010.
Penelitian ini merupakan penelitian in vitro dengan menggunakan metode sumuran
dengan kontrol positif tetrasiklin 0,01% dan kontrol negatif akuades. Serial
konsentrasi yang digunakan adalah 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35%, 40%,
45%, dan 50%. Rancangan percobaan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan. Analisis data dengan One-Way ANOVA
menggunakan SPSS versi 13 for Windows, untuk menguji perbedaan diantara semua
pasangan perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan α=0,05.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh Konsentrasi Hambatan
Minimum ekstrak daun jambu biji varian merah terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans adalah 3% dengan rerata diameter zona bening 0,09 cm.
Konsentrasi Hambatan Minimum ekstrak daun jambu biji varian putih terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans adalah 2% dengan rerata diameter zona
bening 0,10 cm. Sedangkan Konsentrasi Hambatan Minimum ekstrak daun jambu biji
varian merah terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah 3%
viii
dengan rerata diameter zona bening 0,05 cm dan untuk varian putih adalah 2%
dengan rerata diameter zona bening 0,07 cm. Berdasarkan hasil uji ANOVA (Tabel
4.9) daya hambat ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) varian merah
terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans diperoleh nilai F hitung sebesar
877,586 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 karena P<0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan tersebut. Hasil uji
ANOVA (Tabel 4.11) daya hambat ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.)
varian merah terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus diperoleh F
hitung sebesar 994,791 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 karena P<0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan tersebut.
Hasil uji ANOVA (Tabel 4.13) daya hambat ekstrak daun jambu biji (Psidium
guajava L.) varian putih terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans
diperoleh nilai F hitung sebesar 3499,935 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 karena
P<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar
perlakuan yaitu ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) varian putih terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Demikian juga dengan hasil uji ANOVA
(Tabel 4.15) daya hambat ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) varian putih
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus diperoleh F hitung sebesar
791,256 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 karena P<0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan yaitu ekstrak daun jambu
biji (Psidium guajava L.) varian putih terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus.
Kesimpulan dari hasil analisis data dan pembahasan, bahwa ekstrak daun
jambu biji (Psidium guajava L.) varian putih lebih efektif terhadap pertumbuhan
bakteri Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus. Hal ini dikarenakan
kandungan aktif dalam daun jambu biji varian putih yaitu tanin dan minyak atsiri
presentasenya lebih banyak dari varian merah dan fungsinya adalah sebagai
antibakterial dengan mekanisme penghambatan dengan cara mendenaturasi protein
dinding sel bakteri. | en_US |