dc.description.abstract | Diabetes mellitus (DM) pada dasarnya merupakan penyakit kelainan
metabolisme yang disebabkan menurunnya produksi insulin yang dihasilkan
kelenjar pankreas. Kondisi tersebut mengakibatkan seluruh gula (dalam bentuk
glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproses secara sempurna, sehingga
kadar gula dalam darah meningkat. Data terakhir dari WHO (2005) menunjukkan
peningkatan tertinggi jumlah penderita diabetes melitus terjadi di Asia Tenggara.
Indonesia akan menempati peringkat 5 sedunia dengan jumlah pasien sebanyak
12,4 juta orang pada tahun 2025, naik 2 tingkat dibanding tahun 1995 dimana
jumlah pasien sebanyak 4,5 juta orang. Strategi perencanaan makanan yang tepat
merupakan pengobatan diabetes yang penting. Terapi diet adalah penatalaksanaan
gizi paling penting pada penderita diabetes mellitus dengan cara yang
berkelanjutan. Telah banyak pemanfaatan obat-obatan untuk mengontrol kadar
gula darah agar dalam batas normal. Salah satunya adalah pemanfaatan bayam
kakap (Amaranthus hybridus L.) yang terbukti terdapat kandungan niasin dan
serat sehingga mampu menurunkan kadar gula darah mencit (Mus musculus).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun
bayam kakap (Amaranthus hybridus L.) terhadap penurunan kadar gula darah
mencit (Mus musculus) . Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi
Fakultas Farmasi dan Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan jumlah sampel mencit jantan strain Balb-C sebanyak 15
ekor dan dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari kelompok kontrol
negatif (K-) tanpa diberikan obat, kelompok kontrol positif (K+) dengan obat
standar glibenklamid, kelompok pemberian ekstrak daun bayam kakap dosis 0,06
gr/hari (P1), kelompok pemberian ekstrak daun bayam kakap dosis 0,12 gr/hari
(P2), kelompok pemberian ekstrak daun bayam kakap dosis 0,18 gr/hari (P3).
Perlakuan dilaksanakan dalam 5 tahap perlakuan secara berkesinambungan
selama 36 hari. Tahap pertama aklimasi, tahap kedua induksi hiperglikemia, tahap
ketiga pemberian ekstrak daun bayam kakap minggu ke-1, keempat pemberian
ekstrak daun bayam kakap minggu ke-2 dan kelima pembeian ekstrak daun bayam
kakap minggu ke-3 yang masing-masing dilakukan selama 7 hari. Pada hari ke-8,
15, 22, 29 dan 36 masing-masing mencit dipuasakan selama 16 jam untuk
selanjutnya diambil sampel darahnya melalui vena ekor dan diukur kadar gula
darahnya dengan menggunakan alat pengukur gula darah.
Analisis statistik hasil pengukuran dengan ANOVA satu arah dan
dilanjutkan uji Duncan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun bayam kakap berpengaruh menurunkan kadar gula darah mencit.
Pada kelompok K(+) rerata kadar gula darahnya menurun sebesar 60 mg/dl,
kelompok P1 rerata kadar gula darahnya menurun sebesar 22 mg/dl, kelompok P2
rerata kadar gula darahnya menurun sebesar 42 mg/dl dan pada kelompok P3
rerata kadar gula darahnya menurun sebesar 80 mg/dl. Hasil uji statistik ANOVA
untuk kadar gula darah mencit tahap pemberian ekstrak minggu ke-2 dapat
diketahui bahwa F hitung (4,359) > F tabel (3,48) dengan nilai signifikansi p =
0,027 (<0,05) dan tahap pemberian ekstrak minggu ke-3 dapat diketahui bahwa F
hitung (8,855) > F tabel (3,48) dengan nilai signifikansi p = 0,003 (<0,05)hal ini
menunjukkan pada perlakuan K(-), K(+), P1, P2 dan P3 berpengaruh signifikan
terhadap penurunan kadar gula darah mencit.
Kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan adalah bahwa pemberian
ekstrak daun bayam kakap (Amaranthus hybridus) berpengaruh terhadap
penurunan kadar gula darah mencit (Mus musculus). Untuk kadar gula darah
mencit dosis yang optimum menurunkan adalah ekstrak daun bayam kakap 0,12
gr/hari selama 21 hari dengan penurunan sebesar 42 mg/dl. Ini dikarenakan kadar
gula darah pada akhir pengobatan berada dalam rentang kadar gula darah normal
meskipun dosis ekstrak daun bayam kakap yang diberikan bukan dosis yang
paling besar. | en_US |