Show simple item record

dc.contributor.authorGreta Permanasari
dc.date.accessioned2014-01-29T03:11:58Z
dc.date.available2014-01-29T03:11:58Z
dc.date.issued2014-01-29
dc.identifier.nimNIM070210193064
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/26984
dc.description.abstractDiabetes mellitus (DM) pada dasarnya merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan menurunnya produksi insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas. Kondisi tersebut mengakibatkan seluruh gula (dalam bentuk glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproses secara sempurna, sehingga kadar gula dalam darah meningkat. Data terakhir dari WHO (2005) menunjukkan peningkatan tertinggi jumlah penderita diabetes melitus terjadi di Asia Tenggara. Indonesia akan menempati peringkat 5 sedunia dengan jumlah pasien sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2025, naik 2 tingkat dibanding tahun 1995 dimana jumlah pasien sebanyak 4,5 juta orang. Strategi perencanaan makanan yang tepat merupakan pengobatan diabetes yang penting. Terapi diet adalah penatalaksanaan gizi paling penting pada penderita diabetes mellitus dengan cara yang berkelanjutan. Telah banyak pemanfaatan obat-obatan untuk mengontrol kadar gula darah agar dalam batas normal. Salah satunya adalah pemanfaatan bayam kakap (Amaranthus hybridus L.) yang terbukti terdapat kandungan niasin dan serat sehingga mampu menurunkan kadar gula darah mencit (Mus musculus). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun bayam kakap (Amaranthus hybridus L.) terhadap penurunan kadar gula darah mencit (Mus musculus) . Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Farmasi dan Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan jumlah sampel mencit jantan strain Balb-C sebanyak 15 ekor dan dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari kelompok kontrol negatif (K-) tanpa diberikan obat, kelompok kontrol positif (K+) dengan obat standar glibenklamid, kelompok pemberian ekstrak daun bayam kakap dosis 0,06 gr/hari (P1), kelompok pemberian ekstrak daun bayam kakap dosis 0,12 gr/hari (P2), kelompok pemberian ekstrak daun bayam kakap dosis 0,18 gr/hari (P3). Perlakuan dilaksanakan dalam 5 tahap perlakuan secara berkesinambungan selama 36 hari. Tahap pertama aklimasi, tahap kedua induksi hiperglikemia, tahap ketiga pemberian ekstrak daun bayam kakap minggu ke-1, keempat pemberian ekstrak daun bayam kakap minggu ke-2 dan kelima pembeian ekstrak daun bayam kakap minggu ke-3 yang masing-masing dilakukan selama 7 hari. Pada hari ke-8, 15, 22, 29 dan 36 masing-masing mencit dipuasakan selama 16 jam untuk selanjutnya diambil sampel darahnya melalui vena ekor dan diukur kadar gula darahnya dengan menggunakan alat pengukur gula darah. Analisis statistik hasil pengukuran dengan ANOVA satu arah dan dilanjutkan uji Duncan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun bayam kakap berpengaruh menurunkan kadar gula darah mencit. Pada kelompok K(+) rerata kadar gula darahnya menurun sebesar 60 mg/dl, kelompok P1 rerata kadar gula darahnya menurun sebesar 22 mg/dl, kelompok P2 rerata kadar gula darahnya menurun sebesar 42 mg/dl dan pada kelompok P3 rerata kadar gula darahnya menurun sebesar 80 mg/dl. Hasil uji statistik ANOVA untuk kadar gula darah mencit tahap pemberian ekstrak minggu ke-2 dapat diketahui bahwa F hitung (4,359) > F tabel (3,48) dengan nilai signifikansi p = 0,027 (<0,05) dan tahap pemberian ekstrak minggu ke-3 dapat diketahui bahwa F hitung (8,855) > F tabel (3,48) dengan nilai signifikansi p = 0,003 (<0,05)hal ini menunjukkan pada perlakuan K(-), K(+), P1, P2 dan P3 berpengaruh signifikan terhadap penurunan kadar gula darah mencit. Kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan adalah bahwa pemberian ekstrak daun bayam kakap (Amaranthus hybridus) berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah mencit (Mus musculus). Untuk kadar gula darah mencit dosis yang optimum menurunkan adalah ekstrak daun bayam kakap 0,12 gr/hari selama 21 hari dengan penurunan sebesar 42 mg/dl. Ini dikarenakan kadar gula darah pada akhir pengobatan berada dalam rentang kadar gula darah normal meskipun dosis ekstrak daun bayam kakap yang diberikan bukan dosis yang paling besar.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070210193064;
dc.subjectDAUN BAYAM, KAKAPen_US
dc.titlePENGARUH DAUN BAYAM KAKAP (Amaranthus hybridus L.)TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH MENCIT (Mus musculus) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PENYUSUNAN BUKU NONTEKS PELAJARANen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record